Permintaan Maaf Terbuka DPR: Komitmen Jalankan 17+8 Tuntutan Publik

ESENSIMEDIA.COM - Jakarta, 5 September 2025 Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat melalui dialog yang berdurasi sekitar 13 menit dan disiarkan langsung pada Jum'at 5 September 2025. Ia mengakui adanya kekurangan DPR dalam menjalankan fungsi legislasi dan pengawasan, sekaligus berjanji menindaklanjuti 17+8 tuntutan rakyat.

“Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat. DPR harus mengakui ada banyak kekurangan dalam melaksanakan tugas.” ujar Dasco saat membuka pernyataannya.

Ia menegaskan bahwa sebagian tuntutan rakyat telah mulai dijalankan. Salah satunya menyangkut pembekuan tunjangan anggota DPR, yang menurutnya menjadi langkah awal komitmen parlemen. “Poin itu sudah dalam proses. Kami tidak ingin sekadar janji, tapi akan memastikan ada tindak lanjut konkret,” tambahnya.

Selain itu, Dasco menekankan DPR akan membentuk tim khusus internal untuk memantau implementasi tuntutan dan memastikan laporan perkembangan disampaikan secara terbuka.

“Kita tidak bisa lagi menutup diri. Setiap progres akan kami sampaikan ke publik, supaya masyarakat bisa menilai langsung,” ujarnya.

Menanggapi sorotan soal RUU Perampasan Aset, Dasco menjanjikan percepatan pembahasan. “Kami memahami keresahan masyarakat. RUU ini menjadi salah satu prioritas yang akan kami kawal agar segera tuntas,” ujarnya.

Ia juga menyinggung soal perlindungan terhadap korban aksi demonstrasi. “Kami akan dorong lembaga terkait agar memberikan keadilan kepada korban. Jangan sampai suara rakyat yang turun ke jalan justru terbalas dengan intimidasi,” ujarnya.

Dialog tersebut ditutup dengan janji bahwa DPR akan membuka ruang dengar pendapat lanjutan bersama mahasiswa dan elemen masyarakat sipil untuk memastikan tindak lanjut berjalan. “Kami berkomitmen mengawal 17+8 tuntutan ini sampai ada hasil nyata. DPR harus kembali kepada rakyat, bukan hanya bicara di ruang rapat,” ujar Dasco.

Tetapi janji tanpa aksi hanya akan mempertebal jurang ketidak percayaan dan rakyat akan mengingat apakah pernyataan dalam 13 menit itu sekedar retorika atau titik balik kepercayaan rakyat terhadap parlemen.


Penulis: Wahyu Nugraha

Komentar

Popular Posts