[Ruang Karya] Puisi: Di Taman, Sore Itu
Pemuda itu duduk sendiri
Di bangku tua taman yang catnya mati
Jaketnya tipis, wajahnya sunyi
Menatap tanah seperti mimpi
Tangan kanannya menyulut kretek
Asap naik pelan, sesak, lengket
Pikirannya penuh, berdesak-desak
Tapi tak juga lari, hanya berarak
Pengamen datang, gitar retak
Lagu setengah, suara cempreng serak
Ia beri receh tanpa tanya
Pengamen pergi, bawa senyap bersamanya
Lalu datang banci, langkah centil
Make-up tebal, senyum manis kecil
Tawarkan tawa, lalu lenyap di jalan
Seperti sore yang habis perlahan
Dan pikirannya makin gaduh
“Profesi banyak, tapi dunia keluh.
Yang bawah menggigil dalam peluh,
Yang atas tertawa di balik selimut mewah angkuh.”
Ia sendiri, tak jelas tujuan
Tak punya penghasilan, tak punya pegangan
Masih hidup dari uang kiriman
Tiap hari dihantui perbandingan
Rokok habis, puntung dilempar
Ia berdiri, angin memutar
Langkah pulang masih tak tenang
Karena pikirannya belum selesai dikenang
Editor: Difa septiari Dinarsih
Komentar
Posting Komentar