RAMP 2 FAME: 9 PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pembelajaran
orang dewasa ditandai dengan pembelajaran peserta didik aktif (active learning),
banyak latihan (exercise), menumbuhkan motivasi (motivation),
dialog komunikasi 2 arah (2-way
communication), selalu mempelajari hal baru atau segar (recency), menyesuaikan
kebutuhan belajar peserta didik (appropriatness), menarik perhatian
dengan menonjolkan keunggulan materi yang akan dipelajari (primacy), dan
adanya feedback atau umpan balik selama proses pembelajaran. Beberapa
prinsip pembelajaran diatas juga merangsang munculnya multi sense learning.
Berbagai
karakteristik pembelajaran orang dewasa yang ada dapat dimodifikasi menjadi
serangkaian prinsip pembelajaran orang dewasa yang disingkat menjadi RAMP 2
FAME (Recency, Appropriatness, Motivation, Primacy, 2-Way Communication,
Feedback, Active Learning, Multi Sense Learning dan Exercise).
R –
RECENCY
Berfikir dengan mereview
(mengulang kembali) materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.
Meyakini bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima pada saat terakhir adalah
yang paling diingat oleh peserta didik/partisipan. Penting bagi pengajar untuk
membuat ringkasan (summary) sesering mungkin. Pesan-pesan kunci/inti
selalu ditekankan lagi di akhir sesi pembelajaran.
A –
APPROPRIATENESS
Menyesuaikan kebutuhan belajar dengan memberikan informasi baru dan studi kasus. Materi dan segala pendukungnya harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik/partisipan. Peserta didik akan mudah kehilangan motivasi jika pengajar gagal dalam mengupayakan agar materi relevan dengan kebutuhan mereka. Terus menerus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara informasi-informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah diperolah peserta didik.
M –
MOTIVATION
Memberikan motivasi dengan
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Peserta didik/pastisipan
harus punya keinginan untuk belajar, harus siap dan harus ada alasan untuk
belajar. Motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar
menjadi menyenangkan. Yang harus termotivasi bukan hanya peserta didik tetapi
juga pengajar itu sendiri.
P
- PRIMACY
Menguraikan poin-poin
kunci diawal untuk menarik perhatian. Hal-hal yang pertama bagi peserta didik
biasanya dipelajari dengan baik. Permulaan sesi pembelajaran adalah hal yang
sangat penting. Sebagian besar peserta didik akan mendengarkan, karena itu buatlah
semenarik mungkin dan beri muatan informasi-informasi penting ke dalamnya. Saat
peserta didik ditunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, mereka harus
ditunjukkan cara yang benar sejak dari awalnya.
2 – 2
WAY COMMUNICATION
Proses pelatihan dan penyajian
materi harus ada interaksi antara peserta didik dan tutor atau pengajar. Proses
pelatihan meliputi komunikasi dengan peserta didik dengan pengajar. Berbagai
bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip komunikasi 2 arah atau timbal
balik. Tidak harus bermakna bahwa seluruh sesi pembelajaran harus berbentuk
diskusi, tetapi yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara pengajar/fasilitator
dan pesertadidik/partisipan.
F – FEED
BACK
Penguatan materi dengan umpan balik sesuai kinerja peserta. Baik pengajar/fasilitator maupun peserta didil membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta didik mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan. Umpan balik tidak harus berupa yang positif. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif. Pada saat peserta didik berbuat atau berkata dengan tepat (misal menjawab pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta didik lain jika itu mungkin).
A –
ACTIVE LEARNING
Mengajak peserta belajar
lebih giat dan aktif, berpartisipasi dalam proses pelatihan dengan melakukan
tanya jawab agar tidak jenuh. Peserta didik/partisipan akan belajar lebih giat
jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan. Ingatlah satu
peribahasa yang mengatakan "Belajar Sambil Bekerja". Orang
dewasa umumnya tidak terbiasa duduk seharian penuh di ruangan kelas, oleh
karena itu prinsip belajar aktif ini akan membantu mereka supaya tidak jenuh.
M –
MULTIPLE SENSE LEARNING
Belajar
akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima
inderanya. Jika pengajar memeritah/mengatakan
sesuatu kepada peserta didik, cobalah untuk menunjukkannya dengan sejelas
mungkin kalau perlu dengan alat bantu/peraga/gambar visual dan lain-lain.
E –
EXERCISE
Menambah latihan atau
mengulangi pelajaran dengan mengulang informasi secara intensif dengan berbagai
cara yang berbeda. Sesuatu yang diulang-ulang adalah yang paling diingat. Berikan latihan dengan mengulangi
pelajaran melalui pengulangan informasi dengan berbagai cara yang berbeda. Semakin sering peserta
didik mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat informasi yang diberikan. Dengan
memberikan pertanyaan berulang-ulang pengajar meningkatkan latihan. Disebutkan bahwa
tanpa beberapa bentuk latihan, peserta akan melupakan 1/4 dari yang mereka
pelajari dalam 6 jam dan 1/3 dalam 24 jam.
Terdapat
penelitian mengenai penerapan prinsip Ramp 2 Fame dalam meningkatkan kualitas belajar
yang dilakukan oleh hani dan mariati (2016). Hasilnya prinsip RAMP2FAME dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain itu, persentasi daya serap juga
meningkat.
Emifa
dan Meilya (2021) juga melakukan penelitian mengenai implementasi prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa pada program kesetaraan paket C di SKB Kabupaten
Serang. Hasil dalam penelitian menunjukan bahwa prinsip Ramp 2 Fame sudah
diterapkan di pembelajaran orang dewasa pada program kesetaraan paket C di SKB
Kabupaten Serang. Penerapan 9 prinsip tersebut memberikan manfaat yang besar
dalam proses belajar bagi peserta didik maupun dalam proses mengajar bagi tutor.
Penerapan
prinsip RAMP 2 FAME tidaklah harus dilaksanakan sesuai dengan urutan huruf dan angka
pada istilah akronim, namun lebih kepada kemudahan penyebutan istilah. Objek tindakan
adalah unsur peserta didik, tutor atau pengajar dan materi pelajaran. Peserta
didik sebagai objek yang diamati dalam penerapan prinsip RAMP 2 FAME. Tutor
atau pengajar sebagai objek yang diamati dalam menggunakan prinsip dan materi
RAMP 2 FAME. Sedangkan materi pelajaran yang akan diamati adalah kesesuaian
penyusunan bahan ajar dengan kurikulum.
Oleh: Zakiyyatul Fakiroh (Mahasiswa Psikologi angkatan 2021, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang)
Komentar
Posting Komentar