RAMP 2 FAME: 9 PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Infografis by Zakiyyatul Fakiroh

Pembelajaran orang dewasa ditandai dengan pembelajaran peserta didik aktif (active learning), banyak latihan (exercise), menumbuhkan motivasi (motivation), dialog komunikasi   2 arah (2-way communication), selalu mempelajari hal baru atau segar (recency), menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik (appropriatness), menarik perhatian dengan menonjolkan keunggulan materi yang akan dipelajari (primacy), dan adanya feedback atau umpan balik selama proses pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran diatas juga merangsang munculnya multi sense learning.

Berbagai karakteristik pembelajaran orang dewasa yang ada dapat dimodifikasi menjadi serangkaian prinsip pembelajaran orang dewasa yang disingkat menjadi RAMP 2 FAME (Recency, Appropriatness, Motivation, Primacy, 2-Way Communication, Feedback, Active Learning, Multi Sense Learning dan Exercise).

R – RECENCY

Berfikir dengan mereview (mengulang kembali) materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. Meyakini bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima pada saat terakhir adalah yang paling diingat oleh peserta didik/partisipan. Penting bagi pengajar untuk membuat ringkasan (summary) sesering mungkin. Pesan-pesan kunci/inti selalu ditekankan lagi di akhir sesi pembelajaran.

A – APPROPRIATENESS

Menyesuaikan kebutuhan belajar dengan memberikan informasi baru dan studi kasus. Materi dan segala pendukungnya harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik/partisipan. Peserta didik akan mudah kehilangan motivasi jika pengajar gagal dalam mengupayakan agar materi relevan dengan kebutuhan mereka. Terus menerus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara informasi-informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah diperolah peserta didik.

M – MOTIVATION

Memberikan motivasi dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Peserta didik/pastisipan harus punya keinginan untuk belajar, harus siap dan harus ada alasan untuk belajar. Motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menyenangkan. Yang harus termotivasi bukan hanya peserta didik tetapi juga pengajar itu sendiri.

P - PRIMACY

Menguraikan poin-poin kunci diawal untuk menarik perhatian. Hal-hal yang pertama bagi peserta didik biasanya dipelajari dengan baik. Permulaan sesi pembelajaran adalah hal yang sangat penting. Sebagian besar peserta didik akan mendengarkan, karena itu buatlah semenarik mungkin dan beri muatan informasi-informasi penting ke dalamnya. Saat peserta didik ditunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, mereka harus ditunjukkan cara yang benar sejak dari awalnya.

2 – 2 WAY COMMUNICATION

Proses pelatihan dan penyajian materi harus ada interaksi antara peserta didik dan tutor atau pengajar. Proses pelatihan meliputi komunikasi dengan peserta didik dengan pengajar. Berbagai bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip komunikasi 2 arah atau timbal balik. Tidak harus bermakna bahwa seluruh sesi pembelajaran harus berbentuk diskusi, tetapi yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara pengajar/fasilitator dan pesertadidik/partisipan.

F – FEED BACK

Penguatan materi dengan umpan balik sesuai kinerja peserta. Baik pengajar/fasilitator maupun peserta didil membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta didik mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan. Umpan balik tidak harus berupa yang positif. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif. Pada saat peserta didik berbuat atau berkata dengan tepat (misal menjawab pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta didik lain jika itu mungkin).

A – ACTIVE LEARNING

Mengajak peserta belajar lebih giat dan aktif, berpartisipasi dalam proses pelatihan dengan melakukan tanya jawab agar tidak jenuh. Peserta didik/partisipan akan belajar lebih giat jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan. Ingatlah satu peribahasa yang mengatakan "Belajar Sambil Bekerja". Orang dewasa umumnya tidak terbiasa duduk seharian penuh di ruangan kelas, oleh karena itu prinsip belajar aktif ini akan membantu mereka supaya tidak jenuh.

M – MULTIPLE SENSE LEARNING

Belajar akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima inderanya. Jika pengajar memeritah/mengatakan sesuatu kepada peserta didik, cobalah untuk menunjukkannya dengan sejelas mungkin kalau perlu dengan alat bantu/peraga/gambar visual dan lain-lain.

E – EXERCISE

Menambah latihan atau mengulangi pelajaran dengan mengulang informasi secara intensif dengan berbagai cara yang berbeda. Sesuatu yang diulang-ulang adalah yang paling diingat. Berikan latihan dengan mengulangi pelajaran melalui pengulangan informasi dengan berbagai cara yang berbeda. Semakin sering peserta didik mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat informasi yang diberikan. Dengan memberikan pertanyaan berulang-ulang pengajar meningkatkan latihan. Disebutkan bahwa tanpa beberapa bentuk latihan, peserta akan melupakan 1/4 dari yang mereka pelajari dalam 6 jam dan 1/3 dalam 24 jam.

Terdapat penelitian mengenai penerapan prinsip Ramp 2 Fame dalam meningkatkan kualitas belajar yang dilakukan oleh hani dan mariati (2016). Hasilnya prinsip RAMP2FAME dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain itu, persentasi daya serap juga meningkat.

Emifa dan Meilya (2021) juga melakukan penelitian mengenai implementasi prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa pada program kesetaraan paket C di SKB Kabupaten Serang. Hasil dalam penelitian menunjukan bahwa prinsip Ramp 2 Fame sudah diterapkan di pembelajaran orang dewasa pada program kesetaraan paket C di SKB Kabupaten Serang. Penerapan 9 prinsip tersebut memberikan manfaat yang besar dalam proses belajar bagi peserta didik maupun dalam proses mengajar bagi tutor.

Penerapan prinsip RAMP 2 FAME tidaklah harus dilaksanakan sesuai dengan urutan huruf dan angka pada istilah akronim, namun lebih kepada kemudahan penyebutan istilah. Objek tindakan adalah unsur peserta didik, tutor atau pengajar dan materi pelajaran. Peserta didik sebagai objek yang diamati dalam penerapan prinsip RAMP 2 FAME. Tutor atau pengajar sebagai objek yang diamati dalam menggunakan prinsip dan materi RAMP 2 FAME. Sedangkan materi pelajaran yang akan diamati adalah kesesuaian penyusunan bahan ajar dengan kurikulum.


Oleh: Zakiyyatul Fakiroh (Mahasiswa Psikologi angkatan 2021, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang)

Komentar

Popular Posts