Pendidikan Anak Usia Dini Ki Hajar Dewantara: Pondasi Penting untuk Masa Depan
Pendidikan anak usia dini merupakan tahapan yang sangat penting untuk proses pembelajaran anak. Anak-anak pada masa ini mengalami perkembangan yang luar biasa dalam aspek kognitif, fisik, sosial, dan emosional (Vanagosi, 2016:72). Oleh karena itu, orangtua dan pendidik harus memahami betapa pentingnya memberikan pendidikan yang tepat dan berkualitas kepada anak-anak mereka di usia dini. Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang mendukung pentingnya pendidikan anak usia dini. (Lidi, 2021).
Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di
Yogyakarta, Indonesia (Wiryopranoto et al,
2017: 9). Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan dan pahlawan nasional
Indonesia yang telah melakukan banyak hal untuk memperbaiki sistem pendidikan
Indonesia, termasuk pendidikan anak usia dini.
Menurut Rahmat (2018) "Taman
Siswa" adalah salah satu konsep yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara untuk
pendidikan anak usia. Konsep ini menunjukkan betapa pentingnya memberi
anak-anak pendidikan yang menyenangkan dan menggembirakan. Ki Hajar Dewantara
berpendapat bahwa pendidikan anak usia dini harus melibatkan metode yang sesuai
dengan kebutuhan dan minat anak agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif
dan bermakna (Purwanto, 2019).
Taman Siswa adalah lembaga
pendidikan yang dimaksudkan untuk memberikan pendidikan formal maupun
pendidikan non formal yang sesuai dengan sifat dan kebutuhan anak-anak. Ki
Hajar Dewantara mendorong pendidikan yang mengutamakan pendekatan holistik
melalui Taman Siswa. Pendekatan ini mencakup pengembangan fisik, intelektual,
moral, dan sosial anak-anak. Selain itu, pendidikan di Taman Siswa juga
menyertakan pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatifitas, dan percaya
diri (Efendi & Ningsih, 2022).
Ki Hajar Dewantara tidak hanya
menggunakan pendekatan holistik, tetapi juga menekankan betapa pentingnya
pendidikan karakter dalam pendidikan anak usia dini. Ki Hajar Dewantara
berpendapat bahwa membangun karakter yang baik harus dimulai dari usia dini.
Menurut Rosita (2018), pendidikan karakter mengajarkan kepada anak-anak untuk
memiliki nilai-nilai moral seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan
kerja sama. Dengan membangun karakter yang kuat sejak usia dini, diharapkan
anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang bermoral tinggi dan berguna bagi
masyarakat.
Ki Hajar Dewantara tidak hanya
membangun konsep Taman Siswa, tetapi beliau juga berjuang untuk memberi
anak-anak Indonesia termasuk anak-anak usia dini yang berasal dari berbagai
latar belakang untuk memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar dan
menempuh pendidikan. Beliau percaya bahwa pendidikan dapat mengurangi
kesenjangan sosial dan memajukan bamgsa. Selama bertahun-tahun, upaya Ki Hajar
Dewantara untuk memperjuangkan pendidikan bagi anak usia dini telah memberikan
pengaruh positif yang berkesinambungan terhadap pembangunan pendidikan di
Indonesia.
Menurut Sukmono & Tanto (2022),
konsep yang diusung Ki Hajar Dewantara untuk pendidikan anak usia dini memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan anak-anak Indonesia. Konsep
Taman Siswa dan pendidikan karakter yang beliau gunakan memberikan dasar yang
kuat untuk perkembangan anak dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui pendidikan
yang disetarakan dengan kebutuhan dan minat anak dapat membantu anak-anak
memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki.
Nah, sebagai orang tua dan pendidik,
kita harus menyadari betapa pentingnya pendidikan anak usia dini dan mengikuti
jejak Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan yang bermakna bagi
anak-anak kita. Pendidikan yang baik dan berkualitas untuk anak usia dini akan
membangun pondasi yang kokoh untuk masa depan, yang akan memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang menjadi orang yang mandiri, kreatif, dan bertanggung
jawab.
Kita dapat memberikan pendidikan
yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak dengan menerapkan konsep dan
prinsip yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara, serta membantu mereka
mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang mereka miliki. Masa depan anak dan
bangsa sangat bergantung pada pendidikan anak usia dini yang baik.
“Pendidikan anak usia dini dimulai
dari keluarga. Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam
kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang dialami oleh anak pada
masa kecilnya akan menentukan kehidupannya pada masa depan”
Friederich Wilhelm August Fröbel
(1782-1852)
Referensi
Efendi,
R., & Ningsih, A. R. (2022). Pendidikan
Karakter di Sekolah. Penerbit Qiara Media.
Lidi,
Y. (2021). Merdeka Belajar dalam Praktik
Pengajaran. Penerbit YLGI.
Purwanto,
S. (2019). Penanaman Nilai Karakter pada Anak Usia Dini melalui Pembelajaran
Berbasis Musik dan Lagu Model. ThufuLA:
Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 3(1), 1-15.
Rahmat,
S. T. (2018). Filsafat pendidikan anak usia dini. Jurnal Lonto Leok Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 1-13.
Rosita, L. (2018). Peran pendidikan
berbasis karakter dalam pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
UNIKOM, 3(1), 1-26.
Sukmono, N. D., & Tanto, O. D.
(2022). Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Melalui Permainan Tradisonal
Dakon, Vygotsky Vs Piaget Perspektif. Raudhatul
Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 6(2), 67-81.
Vanagosi,
K. D. (2016). Konsep gerak dasar untuk anak usia dini. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 2(1), 72-79.
Wiryopranoto,
S., Herlina, N., Marihandono, D., Tangkilisan, Y. B. (2017). “Perjuangan KI
Hajar Dewantara: Dari Politik ke Pendidikan”. Penerbit Museum Kebangkitan
Nasional. Diakses pada tanggal 12 Juni 2023 pukul 4.32 WIB https://repositori.kemdikbud.go.id/4881/1/Buku%20Ki%20Hajar%20Dewantara.pdf
Oleh: Indah Nihayatur Romadhoniah (Mahasiswa Psikologi angkatan 2021, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang)
Komentar
Posting Komentar