Chintami: Memanusiakan Manusia adalah Mandat Seluruh Ummat
![]() |
Kegiatan Diskusi Isu Politik terkait Kekerasan Seksual oleh DEMA FPK di Pendopo Fakultas FEBI UIN Walisongo (Dokumentasi: LPM Esensi) |
ESENSIMEDIA.COM– Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menggelar acara Diskusi Isu Politik (02/06/23) dengan mengangkat tema “Kekerasan Seksual : Aku, Kamu, Dia, dan Kita semua bisa menjadi korban!”. Bertempat di Pendopo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang acara ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
Dalam diskusi ini, DEMA FPK menghadirkan Chintami Budi Pertiwi, S.Pd selaku Ketua Kopri PKC PMII Jawa Tengah. Tujuannya untuk melihat kesetaraan gender dan belajar untuk menghargai martabat perempuan. Sebelum masuk ke pemaparan materi, UKM Teater Momento menampilkan pementasan drama tentang perempuan yang dipandang rendah. Suasana gelap dan lampu merah yang menyala mengiringi pementasan tersebut dan mampu membuat penonton terpukau sekaligus miris dengan karakter tersebut.
![]() |
Penyampaian materi oleh Kak Chintami pada Diskusi Isu sosial (Dokumentas: LPM Esensi) |
Kak Chintami menuturkan bahwasannya masih banyak kasus kekerasan seksual yang belum muncul di permukaan. “Kekerasan seksual itu seperti gunung es. Yang terlihat itu tidak seberapa dengan yang tidak terlihat” ujarnya. Dilansir dari CATAHU 2023, kekerasan seksual digolongkan menjadi 3 yaitu Ranah personal yang mencacat ada 2.098 kasus kekerasan, Ranah publik dengan 1.276 kasus, dan Ranah negara dengan 68 kasus. Data ini mungkin hanya sebagian kecil dari kasus kekerasan seksual yang tampak.
Maraknya kekerasan seksual seakan menjadi waspada bagi setiap orang. “Jika tidak ingin dikebiri haknya, jangan sesekali mengkebiri hak orang lain”, tutur Kak Chintami dengan lugas. Sebab ternyata banyak dari pelaku kekerasan seksual bertindak semena mena terhadap korban. Kak chintami juga menambahkan, “Memanusiakan manusia adalah mandat seluruh ummat” Korban harus diberi dukungan selayaknya manusia bukan malah di kecam dan di salahkan sementara pelaku justru diberikan pembenaran.
Perempuan seringkali dipandang patriarki dan inferioritas yang pada kenyataan antara laki dan perempuan itu setara, tidak seharusnya dijadikan sebagai pembenaran dalam akar terjadinya kekerasan seksual. Perempuan harus berani melawan.
Reporter: Lulus Anggun dan Septiyaningtyas
Editor: Alfiani Kharisma
Komentar
Posting Komentar