Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Mahasiswa

 


Semakin bertambahnya zaman, Indonesia sebagai negara berkembang tentunya tidak ingin kalah saing dengan negara-negara maju lainnya. Indonesia masih berusaha untuk meningkatkan kualitas negara dengan berbagai macam cara. Menyoroti bidang pendidikan di negara Indonesia, pemerintah tidak turun tangan untuk membantu pendidikan agar dapat berjalan secara optimal sehingga dapat mencetak generasi-generasi yang berkualitas agar mampu bersaing di dunia. Sekolah-sekolah maupun universitas-universitas kini pun semakin maju dan berusaha untuk mencari cara agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam mencapai tujuan pendidikan Indonesia, tentunya model pembelajaran yang digunakan akan sangat mempengaruhi untuk dapat mencetak mahasiswa-mahasiswa berprestasi.

Salah satu model pembelajaran yang ada pada pembelajaran orang dewasa adalah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran berkelompok yang didesain dengan pemberian nomor kepala pada setiap peserta didik di masing-masing kelompok. Metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki prosedur yang ditetapkan untuk memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, menjawab dan saling menjawab satu sama lain, melibatkan siswa lebih banyak dalam menelaah materi yang tercangkup dalam pelajaran (Zativalen, 2016).

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ula (2013) adalah sebagai berikut.

  1.    Fase Penomoran: Guru membagi mahasiswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan setiap mahasiswa dalam kelompoknya memiliki nomor yang berbeda, pada fase penomoran semua mahasiswa harus dipastikan mendapat nomor.
  2.    Fase Mengajukan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dan dapat spesifik,
  3.    Fase Berpikir Bersama: Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim, dan
  4.    Fase Menjawab Pertanyaan: Guru memanggil suatu nomor tertentu secara acak. Siswa yang nomornya dipanggil mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Model pembelajaran NHT ternyata mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa, hal ini telah dibuktikan dengan beberapa artikel jurnal penelitian terdahulu. Selain itu model pembelajaran ini pun juga mengajarkan agar mahasiswa mampu berpikir kritis dengan menganalisis dan mencari pemecahan masalah dari persoalan yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, kemudian melakukan diskusi bersama-sama.

 

Model Pembelajaran NHT memiliki beberapa kelebihan daripada model pembelajaran yang lain yaitu:

1. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Mampu memperdalam pemahaman siswa

3. Melatih siswa bertanggung jawab

4. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

5. Mengembangkan rasa saling memiliki dan Kerjasama

6. Tercipta suasana gembira dalam belajar sehingga siswa antusias dalam mengikuti pelajaran sampai selesai.

7. Setiap peserta didik menjadi siap

8. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh bersama anggota kelompok

9. Siswa yang pandai dapat membantu teman yang kurang mampu

10. Terjadi interaksi yang inten antarsiswa dalam menjawab soal.

Di setiap model pembelajaran tentunya tidak luput dari kekurangan, seperti model pembelajaran NHT ini, juga memiliki kekurangan diantaranya adalah:

1.      Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. Saat menentukan kelompok dan juga penomoran, waktu yang digunakan sebenarnya terbuang cukup banyak, karena setelah peserta didik dikelompokkan mereka akan mencari tempat berkumpul bersama, dan itu membutuhkan waktu yang lumayan lama.

2.      Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas.

Model pembelajaran NHT ini sebetulnya sangat cocok untuk diterapkan pada mahasiswa, yang mana mereka sudah mampu untuk mencari pemecahan suatu soal atau pertanyaan yang diberikan dosen dengan melakukan diskusi bersama anggota kelompok, maupun dengan mencari penyelesaian soal dari sumber-sumber bacaan tertentu. Dalam penerapannya sendiri, model NHT mampu untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dan juga meningkatkan motivasi belajar. Namun, walaupun demikian hal yang perlu ditekankan adalah dalam pembelajaran orang dewasa semua model pembelajaran memanglah sangat penting dan memiliki kelebihan masing-masing untuk membantu peserta didik memahami pelajaran. Tetapi, kembali lagi pada peserta didik, karena semuanya bergantung pada tiap individu masing-masing dalam menerima pembelajaran. Semua aspek diri harus siap dan fokus untuk memperoleh ilmu yang optimal dari suatu proses belajar. Sehingga ketika sudah masuk waktu pembelajaran di kelas, maka mahasiswa harus berada dalam keadaan siap untuk menerima materi baik itu fisiknya, psikologisnya, hatinya, perasaannya, dan segala unsur dari dirinya harus siap dan fokus, agar mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk diamalkan sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain.

 

Penulis: Anisatun Niswah


Komentar

Popular Posts