Diskusi Online Relasi Agama dan Kesehatan (Sains) : Peran Agama dan Psikologi dalam Mempromosikan Kesehatan Mental

Sesi foto bersama peserta dan pemateri diskusi online yang diadakan Kelompok 72 KKN RDR UIN Walisiadik 77 melalui Google Meet pada Selasa (16/11/21).

Semarang - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN RDR) 77 UIN Walisongo kelompok 72 melaksanakan diskusi online dengan tema relasi agama dan kesehatan (sains) pada Selasa (16/11/21) pukul 13.00 WIB secara daring melalui platform Google Meet. 

Diskusi yang bertajuk peran agama dan psikologi dalam mempromosikan kesehatan mental tersebut turut menghadirkan narasumber dosen jurusan Psikologi UIN Walisongo, Dewi Khurun Aini, M.A.

Penyelenggaraan diskusi tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental yang mempunyai keterkaitan terhadap kualitas ibadah seseorang terutama pada masa pandemi covid-19. 

“Dengan adanya diskusi ini, harapannya kita lebih memperhatikan kesehatan kita terutama kesehatan mental serta mengedukasi masyarakat mengenai manajemen kesehatan mental," Ujar Agus Setya selaku koordinator KKN kelompok 72. 

Diskusi tersebut dibuka dengan pembahasan mengenai definisi agama dan kesehatan mental. 

"Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan," Tutur Dewi.

Sedangkan kesehatan mental merupakan kesehatan yang berhubungan dengan pikiran manusia. Kesehatan mental biasanya disebabkan oleh faktor dari diri sendiri dan lingkungan seseorang," Lanjutnya. 

Kemudian pembahasan dilanjut dengan relasi antara agama dan kesehatan mental. Keduanya memiliki hubungan yang erat.

Hubungan tersebut mengenai keyakinan masing-masing individu terhadap kepercayaan yang dianut, baik yang berhubungan dengan ritual maupun seremonial. 

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik secara sendirinya akan mudah dalam menjalankan tatanan agama dalam kehidupannya. Begitu juga sebaliknya, orang dengan kesehatan mental yang buruk akan sulit dan cenderung melenceng terhadap perintah agama.

Selanjutnya Dewi menjelaskan tentang stress dan strategi untuk mengatur stress.

“Manajemen stress dalam Islam dapat dilakukan dengan bertafakur. Ada beberapa cara diantaranya midfulness ala al-Ghazali, yaitu dengan berdoa, berdzikir, beribadah dengan giat, serta merenungi dan merefleksikan terhadap sifat-sifat Allah," Ungkap Dewi.

Terakhir, Dewi memberikan closing statement mengenai diskusi kali ini. Kualitas keberagaman dan kualitas penguatan karakter positif seseorang akan berkaitan erat sengan kesehatan mental individu. 

"Stress adalah sifat yang sangat manusiawi, namun bagaimana kita mengatur hal tersebut sehingga bisa menjadi bahan renungan untuk menjadi pribadi yang lebih baik," Kata Dewi sambil menutup pembicaraan. 

Diskusi kali ini mendapat antusias yang tinggi dari peserta. Sebanyak 25 peserta mengikuti jalannya diskusi ini dengan seksama. Rangkaian acara diskusi diakhiri dengan berfoto bersama antara narasumber dan peserta diskusi.


Reporter : Moch Mailan Nahdloh

Komentar

Popular Posts