Wujud Solidaritas, Aksi Tindak Lanjut Terhadap Keluhan 623 Mahasiswa UIN Walisongo Digalakan
Gambar tagar yang dinaikkan oleh Mahasiswa UIN Walisongo pada Rabu (30/6)
Semarang - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengunggah gambar dan tagar mengkritik kebijakan kampus yang menerapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan sedikit keringanan pada Rabu (30/6).
Aliansi mahasiswa yang terdiri dari Dewan Mahasiswa (DEMA) Universitas, DEMA seluruh fakultas, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan organisasi intra mahasiswa lainnya memulai konsolidasi sejak Senin (14/6), serta melakukan komunikasi isu UKT secara mendasar bersama Bapak Abdul Kholiq selaku Wakil Rektor II (WR2) pada Selasa (29/6).
Proses komunikasi tersebut membuahkan penjelasan WR II bahwa keputusan tentang keringanan UKT sudah final, berangkat dari keputusan Kementerian Agama tahun 2020 yaitu pelaksanaan keringanan dilakukan dalam hitungan per 2 semester atau 1 tahun.
Langkah selanjutnya yang diambil oleh aliansi mahasiswa adalah aksi pengunggahan tagar #UINWSMAHAL di berbagai media sosial secara pribadi dan kolektif melalui akun media sosial organisasi mahasiswa.
Fathul Munif selaku Koordinator Sosial dan Politik DEMA-U menjelaskan tujuan dari gerakan ini adalah sebagai tindak lanjut atas keluhan 623 mahasiswa yang terancam cuti kuliah karena kesulitan membayar UKT.
Data ini diperoleh berdasarkan hasil sebaran Kuesioner Pengawalan Pembayaran UKT oleh DEMA-U bersama organisasi intra pada Jumat (18/6).
"Gerakan ini menindak lanjuti keluhan mahasiswa yang sedang mengalami ekonomi yang terpuruk dan merasa terancam cuti, jumlahnya sebanyak 623 mahasiswa," ujar Fathul Munif.
Senada dengan Munif, Byant Rangga Mufin selaku Presiden DEMA Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) menjelaskan tujuan dari aksi mahasiswa tersebut ialah untuk memahamkan seluruh lapisan mahasiswa atas kesadaran terhadap masalah dan kesulitan yang dihadapi.
"Yang pasti langkah utama kita adalah memahamkan seluruh teman-teman mahasiswa agar sadar dengan masalah kita, kita berikan pemahaman landasan tuntutan kita," Kata Mufin.
Mufin menambahkan bahwa penyebaran kuesioner waktu lalu juga sebagai tampungan data keluhan mahasiswa. Selanjutnya aksi online akan dilaksanakan ketika persiapan tuntutan sudah cukup matang.
"Kuisioner juga kemarin disebar sebagai data bagaimana keluhan mahasiswa terkait UKT, apakah mereka terancam cuti, dan sebagainya. Ketika semua sudah dirasa cukup matang dikalangan mahasiswa, diadakan aksi secara online seperti foto profil dan tagar ini, nah nantinya tuntutan akan di goalkan lewat audiensi dengan birokrasi," terangnya.
Saat ini aliansi mahasiswa sedang menyiapkan surat permohonan audiensi kepada Wakil Rektor II dan upaya edukasi dan kajian mengenai isu ini masih berlangsung diberbagai fakultas secara online.
"Hari ini sedang kita siapkan untuk surat permohonan audiensi ke WR 2. Berbarengan dengan ini, fakultas-fakultas secara maksimal mengupayakan edukasi atau kajian mengenai isu ini kepada mahasiswa umum" kata Fathul Munif.
Kabarnya, aksi ini akan terus dilakukan sampai tuntutan mahasiswa dikabulkan.
Reporter : Aulia Kautsarindra
Komentar
Posting Komentar