Maraknya Bahan Berbahaya Dalam Makanan


Photo by google

Beredarnya makanan yang mengandung bahan berbahaya masih sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan masih banyaknya makanan yang mengandung bahan berbahaya tentu dapat mengancam kesehatan kita. Organ-organ di dalam tubuh dapat rusak apabila kita mengkonsumsi bahan yang berbahaya. Umumnya bahan berbahaya yang sering ditambahkan dalam makanan berupa formalin dan boraks. Tujuan produsen makanan menambahkan bahan berbahaya ke dalam makanan yang dijualnya agar makanan terlihat menarik, awet, kenyal, serta mengruangi biaya produksi. Meskipun terlihat menarik, awet, kenyal, serta mengurangi biaya produksi, namun jika ditinjau dari dampak yang disebabkan oleh formalin dan boraks sangat merugikan konsumen.Bahaya formalin bagi kesehatan yaitu; dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan, mual, kulit kemerahan, susah tidur, kerusakan organ pencernaan, gangguan menstruasi, kanker, dan mengganggu proses pertumbuhan, dan penyakit lainnya. Sedangkan bahaya boraks bagi kesehatan  yaitu; mual, muntah-muntah, diare, sesak nafas, badan lemas, sakit kepala, rusaknya ginjal, kanker, kematian, dan penyakit lainnya.

Di Indonesia, Kementrian Kesehatan melarang keras formalin yang digunakan untuk pengawet dalam makanan. Bahaya formalin yang paling mengerikan yaitu kematian. Apabila formalin dengan dosis 100 gr terinjeksi ke dalam tubuh manusia maka dapat mengakibatkan kematian.  Formalin sering kali ditambahkan sebagai campuran pada  mie basah, tahu, bakso, ikan, dan ayam potong. Untuk penggunaan boraks dalam makanan masih dapat ditoleransi oleh pemerintah Indonesia.  Pemerintah telah menetapkan batas aman penggunaan boraks dalam makanan. Batas aman penggunaan boraks pada makanan yaitu sebanyak 1 gr/ 1 kg bahan pangan. Akan tetapi banyak sekali oknum-oknum penjual makanan yang mengabaikan batas aman tersebut demi mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Boraks sering kali banyak ditambahkan sebagai bahan campuran pada pembuatan lontong, kerupuk, mie basah, ketupat, bakso, dan beberapa jenis makanan lainnya.

Hasil pengawasan dan tes yang dilakukan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) DIY di Pasar Kejambon, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (14/6/2017), membuktikan masih banyak peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin dan rodhamin B.BPOM Jakarta Timur juga mengadakan tes terhadap makanan yang dijual di swalayan (15/6/2017), ditemukan sebanyak empat jenis makanan yang positif mengandung zat berbahaya, diantaranya yaitu kerupuk gendar, kerupuk tempe cemilan, kerupuk tempe mentah, dan keripik pisang manis camilan, positif boraks. Untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-harinya, tentu masyarakat tidak dengan mudah membedakan antara makanan yang mengandung bahan berbahaya dengan makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya. Maka dari itu, kementrian kesehatan diharapkan dapat melakukan pengawasan dan tes secara berkala terhadap makanan-makanan yang dijual baik di pasar maupun di swalayan. Pengawasan dan tes tersebut tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat agar mengkonsumsi makanan yang sehat dan terhindar makanan yang mengandung makanan yang berbahaya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari makanan. Makanan yang bergizi begitu penting untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Banyak makanan yang beredar di sekitar kita yang mengandung bahan yang berbahaya. Formalin dan boraks merupakan bahan yang mempunyai dampak sangat buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Kedua bahan berbahaya tersebut sering kali ditambahkan ke dalam makanan agar makanan menjadi lebih awet, kenyal, menarik, serta mengurangi biaya produksi.  Produsen makanan yang menambahkan kedua bahan berbahaya tersebut tentu bertujuan mendapatkan untung sebanyak-banyak tanpa memperdulika dampaknya bagi konsumen.  Jadi, untuk produsen makanan sebaiknya memperhatikan bahan yang dicampurkan dalam olahan makanan yang dijualnya apakah berdampak baik atau malah sebaliknya berdampak buruk bagi konsumen. Dan untuk konsumen ada baiknya lebih berhati-hati di saat kita ingin membeli makanan, karena makanan yang kita konsumsi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan tubuh kita.

Penulis: Huda Febriansyah, kru LPM Esensi.

           
           

Komentar

Popular Posts