[Puisi] Pertarungan Terakhir
WEEKLY POST
Penulis: Nabila Nur Aini
Seonggok tubuh bergeming
kaku di atas tanah basah.
Angin berhenti-
tertegun pada gemuruh
yang tak malu menunjukkan taringnya.
Ia tetap diam.
Keringat kecil mengintip malu
dari balik anak rambut.
Mata menatap nyalang ke depan
dibuatnya lalat tersunggut mundur malu.
Happ!
Kuda-kuda gagah ia tegakkan,
Kedua tangan bersiaga,
anak rambut bergerak tak tenang-
seirama degup jantungnya
Tubuhnya bersiap.
Jiwa berdegup,
menggema seperti genderang perang.
Telah ia pertaruhkan segalanya.
Hidup. Harga diri.
Takdir yang dijanjikan.
Genggaman mengendur,
telinga berdenging,
paru-paru menyempit,
seperti waktu yang menipis.
Klang!
Satu detik.
Dua detik.
Hening menggantung,
dunia seakan runtuh.
Lalu,
tawa pecah,
menyeruak seperti cahaya pagi.
"YAAK, AKU DAPAT!!"
dengan tiga koin
dan tangan mesin yang hampir patah,
ia menaklukkan dunia.
Satu boneka beruang berhasil ia menangkan.
Editor: Alfiana Eka Agustina
Komentar
Posting Komentar