[Resensi Film] Your Name (KIMI NO NA WA) (2016)

WEEKLY POST

 Resensi Film Your Name (KIMI NO NA WA) (2016)

(Cr: Pinterest)

Penulis: Tegar Valentino

Identitas Film
Judul: Your Name (Kimi no Na Wa)
Sutradara: Makoto Shinkai
Penulis: Makoto Shinkai
Genre: Fantasy, Romance, Drama
Tahun Rilis : 2016
Produksi: CoMix Wave Films
Durasi: 106 menit

Sinopsis
    Bagaimana jadinya jika dua orang remaja yang sama sekali tidak saling mengenal, terhubung melalui mimpi dan saling bertukar tubuh? Itulah premis utama Your Name, film animasi karya Makoto Shinkai yang berhasil memikat jutaan penonton di seluruh dunia.

    Cerita berpusat pada Mitsuha Miyamizu, seorang siswi SMA yang tinggal di desa Itomori yang tenang di pegunungan, dan Taki Tachibana, seorang siswa SMA yang hidup di hiruk pikuk Tokyo. Keduanya tiba-tiba terbangun di tubuh satu sama lain secara acak. Awalnya, keduanya menganggap hal ini hanya mimpi aneh, tetapi mereka akhirnya menyadari bahwa fenomena ini benar-benar terjadi.

         Mitsuha dan Taki pun mulai meninggalkan pesan satu sama lain melalui catatan, ponsel, dan coretan tangan untuk saling mengarahkan hidup masing-masing. Seiring waktu, ikatan emosional di antara mereka tumbuh semakin dalam, meskipun mereka belum pernah bertemu secara langsung. Namun, keanehan terjadi saat tiba-tiba koneksi tersebut terputus. Taki yang penasaran memutuskan untuk mencari Mitsuha ke desa Itomori. Sayangnya, ia mendapati kenyataan pahit, Desa Itomori telah hancur akibat jatuhnya pecahan komet tiga tahun lalu. Dari sini, teka-teki perjalanan waktu, ingatan, dan takdir perlahan terkuak.

      Film ini membawa penonton pada kisah cinta lintas ruang dan waktu yang menyentuh hati, menyoroti keajaiban pertemuan, ingatan, dan kerinduan.

Ulasan
    Your Name bukan hanya sekadar film romantis remaja, melainkan refleksi tentang bagaimana takdir mempertemukan dua jiwa yang terpisah oleh ruang dan waktu. Makoto Shinkai berhasil menggabungkan elemen fantasi dengan kehidupan sehari-hari yang membumi, dilengkapi visual yang memukau dan detail latar yang sangat indah.

     Melalui narasi yang puitis dan atmosfer penuh nostalgia, film ini juga membicarakan kehilangan, usaha untuk mengingat, dan keinginan manusia untuk saling menemukan satu sama lain. Musik pengiring dari band RADWIMPS pun semakin memperkuat emosi di setiap adegan, membuat penonton larut dalam perasaan rindu yang manis sekaligus pilu.

Kelebihan
    Visual film ini adalah salah satu aspek terbaiknya, seperti langit senja, bintang jatuh, dan lanskap kota maupun pedesaan digambarkan dengan sangat detail dan memanjakan mata. Plot yang menegangkan dengan alur maju-mundur juga membuat penonton penasaran hingga akhir. Chemistry antara Mitsuha dan Taki dibangun secara perlahan namun terasa mendalam, walau mereka jarang benar-benar berada di satu tempat yang sama.

Kekurangan
      Bagi sebagian penonton, beberapa elemen fantasi seperti mekanisme pertukaran tubuh atau lompatan waktu mungkin terasa membingungkan bila tidak disimak dengan cermat. Beberapa detail latar budaya Jepang pun kadang memerlukan penjelasan tambahan agar penonton internasional dapat sepenuhnya memahami konteksnya.

Editor: Difa Septiari Dinarsih 

Komentar

Popular Posts