KKL Psikologi 2025: Jelajah Edukasi, Seni, dan Pesona Surabaya - Bali


ESENSIMEDIA.COM(Liputan ini tidak mewakili pandangan dari redaksi Esensi) Selasa (14/1/2025) Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang mengadakan kunjungan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam mengenal praktik psikologi, budaya, tradisi, kearifan lokal dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Kegiatan KKL dimulai pada hari Selasa, 14 Januari 2025 dengan tujuan kunjungan pertama di Univeritas Airlangga (UNAIR) di Surabaya.

Di UNAIR, mahasiswa dengan dibimbing oleh dosen mendatangi program studi psikologi yang ada disana. Mereka mendapatkan informasi mengenai fokus program studi psikologi yang meliputi psikologi perkembangan, industri organisasi, klinis, dan sosial. Sejak tahun 2002 hingga saat ini, kegiatan di fakultas tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. UNAIR juga menawarkan program double degree, di mana mahasiswa dapat belajar dua tahun di UNAIR dan dua tahunnya lagi di luar negeri. Program ini dikhususkan untuk S1.

Mahasiswa Psikologi UIN Walisongo juga mendapatkan penjelasan mengenai syarat pendaftaran untuk program profesi psikologi yang ada di UNAIR, salah satu syaratnya adalah calon mahasiswa berasal dari Universitas dengan prodi psikologi yang terakreditasi A. Selain itu, fakultas di UNAIR memiliki kelompok kajian dosen yang berfokus pada penelitian dan pengembangan. Mereka juga memiliki unit layanan psikologi yang memberikan manfaat langsung pada masyarakat.

Kunjungan dilanjutkan pada hari Rabu, 15 Januari 2025. Pertama, mahasiswa melakukan kunjungan ke Suryani Institute. Di Suryani Institute, mahasiswa diperkenalkan dengan pendekatan kesehatan mental yang holistik yang disebut sebagai biopsychospirit-sociocultural, yang mencakup aspek fisik, mental dan spiritual. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, putra dari Prof. Suryani menjelaskan bahwa institusi ini berdiri pada tahun 2005 dan memiliki fokus pada upaya preventif dalam menangani kesehatan mental di Bali.

Suryani institute melakukan survei untuk mengidentifikasi gangguan jiwa di masrayakat. Pada tahun 2008, hasil survei menunjukkan bahwa terdapat 895 orang dengan gangguan jiwa berat. Mereka juga melakukan kampanye dan pameran foto untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan membebaskan orang-orang yang terpasung. Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa dan dosen juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan teknik relaksasi yang dipandu langsung oleh Prof. Suryani, hal ini menjadi salah satu pengalaman yang berharga.

Setelah mengunjungi Suryani Institute, mahasiswa melanjutkan perjalanan ke Desa Adat Penglipuran. Mahasiswa mendapatkan informasi dari Bli Agung, seorang pemandu wisata bahwa desa tersebut memiliki tata letak yang unik dan masih menggunakan konsep tradisional. Rumah bernomor ganjil berada di sebelah kiri, sedangkan rumah bernomor genap berada di sebelah kanan. Infrastruktur kedua jenis rumah ini juga berbeda, rumah genap biasanya memiliki tempat ibadah yang langsung terlihat ketika masuk. Tata letak ini berkiatan pula dengan kiblat Bali yang mengarah ke Gunung Agung di Karangasem.

Mahasiswa juga belajar tentang “Karang Memadu,” sebuah tempat yang digunakan untuk menghukum pelanggar aturan poligami di desa tersebut. Hingga saat ini, lahan tersebut masih kosong, menunjukkan bahwa komitmen masyarakat pada adat dan norma yang berlaku. Selain itu, di Desa Adat Penglipuran juga ada minuman tradisional “Loloh don cem-cem,” yang terbuat dari bahan asam. Tidak disarankan untuk orang dengan riwayat maag atau asam lambung untuk meminumnya.

Pada sore hari, mahasiswa mengunjungi Seraya Budaya untuk menyaksikan tari tradisional bali yaitu tari kecak yang menampilkan keindahan seni dan budaya di Bali. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang menarik baik dari segi akademis dan juga budaya.

Kemudian, pada hari Kamis, 16 Januari 2025, kunjungan berlanjut dengan tujuan awal langsung ke PT. Cening Bagus Sejahtera untuk mendengarkan seminar tentang perjalanan kesuksesan PT. Cening Bagus Sejahtera yang juga memberikan pengetahuan seputar Psikologi Industri dan Organisasi dalam contoh nyata. “Semua usaha itu pasti ada tantangannya, apalagi oleh – oleh yang ada di Bali cukup banyak sehingga persaingan dan competitor itu sangatlah luar biasa, sehingga kita harus menjalin mitra dengan travel agen dan lembaga – lembaga pendidikan dengan menjadikan Cening Bagus ini sebagai kunjungan industry.” ucap Rahman Ismail selaku manager operasional PT. Cening Bagus Sejahtera yang membawahi unit pasar oleh-oleh khas Bali Cening Bagus 1 dan 2.

Setelah kunjungan tersebut, perjalanan berlanjut ke Puja Mandala, sebuah kawasan yang merepresentasikan harmoni antarumat beragama di Bali. Di lokasi ini, mahasiswa dapat melihat lima tempat ibadah yang berdiri berdampingan, yaitu masjid, gereja Katolik, gereja Protestan, pura, dan wihara. Di sana, mahasiswa dapat melihat toleransi beragama yang tinggi. Perjalanan dilanjutkan dengan menikmati keindahan alam Bali. Pantai Pandawa menjadi destinasi pertama hari itu, di mana peserta disuguhi pemandangan laut biru yang memukau dan pasir putih yang bersih. Mereka juga berkesempatan mencoba aktivitas seperti kano dan menikmati suasana pantai yang tenang.

Malam harinya, peserta menuju Jimbaran untuk menghadiri gala dinner di tepi pantai. Dengan iringan musik akustik, makan malam berlangsung dalam suasana santai dan penuh kebersamaan. Hidangan seafood segar menjadi menu utama yang dinikmati sambil menikmati angin pantai yang sejuk.

Hari terakhir yaitu 17 Januari 2025, KKL diisi dengan kunjungan ke Joger Luwus, yang dikenal sebagai pabrik kata-kata. Para mahasiswa berburu suvenir unik dan kaos bertuliskan kata-kata jenaka khas Joger. Selain berbelanja, mereka juga belajar tentang konsep kreatif yang diusung oleh Joger. Kamudian, perjalanan ditutup dengan mengunjungi Taman Sari Bedugul, sebuah destinasi dengan suasana pegunungan yang sejuk dan pemandangan danau yang indah. Para mahasiswa mengabadikan momen di sekitar Pura Ulun Danu yang menjadi ikon Bedugul.

Kegiatan KKL ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berharga, tetapi juga mempererat hubungan antar peserta. Dengan memadukan aspek edukasi, budaya, dan rekreasi, kunjungan ini menjadi perjalanan yang tak terlupakan.


Penulis: Kelompok 6

(Alfina, Lulus, M. Mawahib, Dita,

Afifah, Adinda Ratu, Yogi)


Komentar

Popular Posts