[OPINI] PATRIARKI MENJADI MOMOK MENAKUTKAN BAGI GEN Z YANG TERTUANG DALAM TREND “MARRIAGE IS SCARY”

 WEEKLY POST

(cr: Pinterest)

Penulis: Alfian Wudati


Patriarki dengan struktur sosial yang menempatkan pria di posisi dominan dan seringkali menekan peran perempuan semakin dirasakan sebagai ancaman oleh Generasi Z, terutama dalam konteks yang banyak diperbincangkan di media sosial khususnya tiktok yang tertuang dalam trend “Marriage is Scary”. Trend ini mencerminkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran Gen Z terhadap institusi pernikahan yang dianggap terperangkap dalam norma-norma patriarkal.

Generasi Z yang tumbuh dalam era kesadaran sosial yang lebih tinggi, semakin kritis terhadap peran gender tradisional dan ekspektasi patriarki yang sering menyertai institusi pernikahan. Melalui platform media sosial, mereka menyadari banyak kekhawatiran terkait pernikahan yang seringkali dilihat sebagai beban atau ancaman, terutama dalam hal kesetaraan dan pembagian tanggung jawab.

Budaya yang memandang perempuan sebagai pelengkap dan pelayan kehidupan laki-laki ini tentu memicu banyak ketakutan, meskipun tak jarang aksi kesetaraan gender muncul namun dominasi laki-laki dalam kehidupan keluarga tidak bisa dipungkiri. Ketidaksetaraan ini menciptakan ketimpangan dalam pembagian peran dan tanggung jawab, serta menempatkan perempuan dalam posisi yang rentan terhadap diskriminasi dan kekerasan.

Namun sebenarnya patriarki bukan hanya soal ketidaksetaraan gender, tetapi juga soal ketidakadilan yang merugikan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Patriarki membatasi salah satu gender dalam berinovasi yang pada akhirnya menghambat setengah dari populasi untuk berkembang. Dalam trend “Marriage is Scary” ini juga merupakan wadah bagi Gen Z yang menuntut sistem yang lebih egaliter, di mana setiap individu dapat menjalani hidup tanpa dibatasi oleh norma-norma patriarkal yang ketinggalan zaman.

Norma tradisional yang memberikan batasan merugikan dinilai harus dirubah untuk mencapai keadilan. Di era digital ini, dimana Gen Z memanfaatkan platform media sosial untuk mengadvokasi perubahan, menyuarakan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan gender, dan mempromosikan nilai-nilai inklusivitas baik melalui trend “Marriage is Scary”, maupun trend-trend lain yang memiliki tujuan yang selaras. 


Editor: Lulus Anggun

Komentar

Popular Posts