Insecure sebagai Ancaman dan Peluang : Menggali Potensi dari Ketidakamanan
![]() |
Cr.Freepik |
ESENSIMEDIA.COM - Siapa yang menyangka bahwa insecure sebenarnya bisa menjadi sebuah peluang. Insecure dalam KBBI adalah perasaan tidak aman, tidak kuat, dan gelisah. Ketidakamanan, cemas merupakan respon emosional dan semua orang pasti pernah merasakannya. Baik dalam konteks pribadi maupun lingkungan ketidakamanan merupakan suatu isu mendesak di era digitalisasi dan globalisasi. Jika dilihat dari satu sisi, ketidakamanan merupakan suatu ancaman yang bisa menghambat pertumbuhan, namun bagaimana kita melihat insecure sebagai peluang untuk pertumbuhan dan perbaikan merupakan poin yang akan dibahas dalam artikel ini. Di era yang semakin maju ketidakpastian merupakan hal yang selalu dihadapi dalam berbagai aspek kehidupan, oleh sebab itu penting untuk memahami bagaimana mengelola dan mengubah ketidakamanan menjadi kekuatan dan katalisator yang dapat memacu perkembangan positif serta inovasi dan kemajuan dalam berbagai sektor kehidupan.
Menurut Abraham Maslow, insecure adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai hutan yang mengancam dan banyak manusia yang berbahaya dan egois. Insecure merupakan kondisi tidak aman dimana seseorang individu merasa cemas, tidak percaya diri, takut dan lainnya akan suatu hal dimana hal tersebut dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas dalam diri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vornanen, Terronen, dan Niemela (2009) menghasilkan tiga definisi besar perasaan insecurity sebagai berikut :
1. Inner circle, berhubungan dengan diri individu. Seperti rendahnya rasa percaya diri, perasaan takut, dan anxiety.
2. Social circle, berhubungan dengan interaksi sosial, seperti bullying, perasaan kesepian dan tidak mendapatkan dukungan.
3. Outer circle, berhubungan dengan realita kehidupan seperti ketidakpastian masa depan, ketakutan akan kejahatan.
Mungkin bagi sebagian orang memerangi rasa cemas memang tidak semudah dan secepat yang dibayangkan. Untuk bisa mengelola dan mengatasi insecure dibutuhkan proses dimana antara individu satu dengan yang lainnya berbeda, dan bukan berarti perasaan insecure berlebihan ini tidak bisa sembuh.
Menurut psikolog klinis Melanie Greenberg, Ph.D., terdapat 3 penyebab umum seseorang merasa insecure (Sabil dan Karnita, 2022), yaitu :
1. Kegagalan atau penolakan, dimana kegagalan atau penolakan yang pernah dialami seseorang dapat berdampak dua kali lipat pada ketidakpercayaan diri.
2. Kecemasan sosial. Merasa takut dievaluasi oleh orang lain, cemas dan tidak nyaman sehingga menghindari situasi sosial.
3. Perfeksionisme, timbul perasaan tidak nyaman dan tidak layak. Menyalahkan diri sendiri karena sesuatu yang kurang sempurna.
Seseorang yang mengalami insecure bisa dilihat dari perubahan tingkah lakunya, dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Menghindari interaksi sosial; seseorang yang mengalami insecure biasanya memiliki rasa takut dan cemas terhadap interaksi dengan orang lain sehingga mereka biasanya susah menjalin dan memulai hubungan dengan orang lain.
2. Merasa tidak ingin keluar dari zona nyaman; hal ini dipicu karena perasaan cemas yang muncul pada sesuatu yang belum terjadi dan tekanan terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti karir, hubungan, dll. Sehingga mereka enggan meninggalkan sesuatu yang menurutnya nyaman dan aman.
3. Sering membandingkan diri dengan orang lain; seseorang dengan rasa insecure biasanya merasa rendah diri dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain.
Insecure yang berlebihan dapat menyebabkan kesehatan mental terganggu, sehingga merupakan ancaman yang harus diatasi. Mereka yang mengalami insecure berlebihan dapat menyebabkan depresi, aktivitas sehari-hari menjadi terganggu, tidak semangat menjalani aktivitas sehari-hari, dan mudah menganggap dirinya tidak berharga sehingga suka menyendiri, menutup diri, dan takut dengan lingkungan sekitar.
Dari ketidakamanan atau rasa insecure ini sebenarnya kita bisa menggali manfaat untuk merenungkan dan merefleksikan diri. Dibutuhkan pengelolaan yang baik karena sejatinya insecure yang berlebihan tetaplah merupakan suatu ancaman. Namun seseorang tetap membutuhkan rasa insecure (dalam arti yang positif) untuk berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik. Rasa kecemasan dan ketidakamanan ini apabila dikelola dengan baik bisa menjadi sebuah batu loncatan untuk kita keluar dari zona nyaman dan melawan serta memenangkan rasa takut itu. Bayangkan, tanpa rasa cemas dan takut seseorang tidak akan mau berubah. Ketika kita merasakan kecemasan dan ketakutan, kita menerima dan menyadari itu kemudian mau untuk berubah serta merubah pandangan maka akan ada kemajuan. Rasa insecure terkadang bisa membuat kita awas diri, membuat kita sadar bahwa sebenarnya ada banyak kekurangan dalam diri sekaligus banyak hal yang bisa kita kembangkan. Ketika kita tiba-tiba merasakan insecure kita bisa memanfaatkannya untuk instrupeksi diri, mencari tau apa yang kurang dan apa yang harus dilakukan kedepannya, yang terpenting melihat peluang dan berkaca apakah kita memiliki kemampuan, apabila kapasitas kemampuan kita bukan dalam bidang tertentu maka kita tidak perlu berkecil hati dan sebaiknya menerima kekurangan diri karena pasti ada kelebihan dan potensi lain dalam diri kita yang orang lain tidak punya. Artinya kita juga harus menyesuaikan kemampuan diri antara realitas dengan harapan.
Menyadari bahwa semua orang juga pernah mengalami rasa insecure juga merupakan hal yang bisa membuat kita sadar bahwa seseorang yang sudah berhasil serta sukses pun pernah mengalami insecure dan pernah melewati proses berperang dengan pikirannya sendiri. Oleh sebab itu semua keputusan ada di tangan kita untuk menjadikan rasa insecure itu sebagai ancaman atau peluang. Ketika rasa insecure sulit dikeola dan dalam taraf yang cukup parah sehingga merugikan diri sendiri, maka terdapat beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mendapatkan kembali perasaan secure (aman). Kita bisa membiasakan diri dengan berpikir positif, karena pikiran negatif memperburuk perasaan dan pikiran positif membantu menerima takdir yang diberikan. Menjadikan kegagalan sebagai motivasi, berhenti menyalahkan diri sendiri apabila menghadapi kegagalan dan memetik hikmah dari kegagalan yang ada. Kemudian, menghabiskan waktu dengan orang terdekat, orang yang mencintaimu tidak akan membuat dirimu merasa rendah, dan membuat dirimu percaya diri dan berharga di mata orang yang tepat. Terakhir, bangunlah kepercayaan diri, seseorang yang tidak percaya diri merasa ragu dalam segala hal, cobalah untuk selalu yakin dengan apa yang menjadi langkahmu selanjutnya.
“Jangan biarkan rasa takut atau insecure menghentikanmu untuk mencoba hal-hal baru. Percaya pada dirimu sendiri. Lakukan apa yang kamu sukai dan yang terpenting, bersikap baik kepada orang lain.” -Stacy London
Referensi :
Harahap, Marisa Apriliani. (2021). Dampak Insecure terhadap Penyesuaian Diri Remaja di Desa AEK Suhat Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri: Padang Sidimpuan.
Sabil, R., & Karnita R. (2022). Rancangan Jurnal Buku Interaktif untuk Membantu Mengelola Rasa Insecure pada Remaja. FAD, 10(1),1-15.
Oleh: Aldera Jean Pramudita (Mahasiswa Psikologi semester 5, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo)
Komentar
Posting Komentar