Pembelajaran Orang Dewasa: Mengatasi Hambatan untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Seumur Hidup

 “Orang dewasa yang gigih tidak pernah berhenti belajar; mereka menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat untuk meningkatkan keterampilan belajar seumur hidup.”


Konsep "pembelajaran sepanjang hayat" mendukung gagasan bahwa pendidikan dan pembelajaran adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia dan tidak terbatas pada masa muda (Ismiyati, 2016). Dalam era yang terus berubah dengan cepat, di mana pengetahuan dan teknologi terus berkembang, penting bagi orang-orang untuk menggunakan konsep pembelajaran sepanjang hayat sebagai investasi dalam kemajuan karir. Selain itu, pembelajaran sepanjang hayat juga bermanfaat untuk pengembangan dan pertumbuhan individu. Pembelajaran yang berkelanjutan membantu orang dewasa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan kritis. Hal ini memungkinkan orang dewasa untuk memperluas wawasan mereka, memperdalam pengetahuan, dan membuka pikiran terhadap ide-ide baru. Dalam hal ini, pembelajaran sepanjang hayat tidak hanya membuat lebih cerdas, tetapi juga membuat orang dewasa lebih fleksibel, terbuka, dan adaptif (Suandi, 20006).

Di era modern ini, pembelajaran sepanjang hayat menjadi semakin penting. Namun, orang dewasa sering menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Hambatan-hambatan tersebut dapat bersifat fisik, emosional, atau bahkan hambatan yang bersifat psikologis. Artikel ini akan membahas beberapa hambatan pembelajaran yang umumnya dihadapi oleh orang dewasa dan memberikan wawasan tentang cara mengatasi hambatan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hambatan-hambatan ini, orang dewasa dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif, membantu mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam pengembangan diri mereka dan pembelajaran sepanjang hayat.

Hambatan Fisik dalam Pembelajaran Orang Dewasa

Masalah kesehatan merupakan hambatan utama dalam pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa dapat menghadapi kesulitan untuk memperoleh informasi dengan efektif atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran karena gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau gangguan motorik. Kemampuan orang dewasa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh keterbatasan fisik seperti cacat fisik, kelemahan fisik, atau keterbatasan mobilitas. 

Solusi untuk mengatasi hambatan fisik ini yaitu bisa dengan menyediakan aksesibilitas yang memadai, seperti teknologi bantu, atau alat bantu dengar, kacamata, kursi roda, dan sebagainya. Selain itu, lingkungan pembelajaran juga harus disesuaikan. Ini termasuk ruang yang ramah bagi penyandang cacat dan ruang yang dapat dijangkau oleh semua peserta. Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang kebutuhan yang berbeda dari orang dewasa dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif.

Hambatan Emosional dalam Pembelajaran Orang Dewasa

Selain tantangan fisik, tantangan emosional juga dapat berdampak pada pembelajaran orang dewasa. Saat belajar, beberapa orang dewasa mungkin mengalami ketakutan, kecemasan, rasa malu, atau kurang percaya diri. Mereka mungkin khawatir atau takut akan gagal atau tidak dapat mengikuti perkembangan pendidikan yang begitu cepat.

Menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan inklusif sangat penting untuk mengatasi tantangan emosional ini. Orang dewasa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk belajar dengan membangun hubungan yang baik antara peserta pembelajaran, memberikan umpan balik atau feedback positif, dan mendorong partisipasi aktif. Selain itu, orang dewasa juga membutuhkan keterampilan pengelolaan stres dan strategi pemecahan masalah untuk membantu mereka mengatasi tantangan emosional.

Hambatan Psikologis dalam Pembelajaran Orang Dewasa

Dalam pembelajaran orang dewasa, hambatan psikologis juga dapat menjadi masalah. Beberapa orang dewasa mungkin menghadapi masalah seperti kurangnya waktu, kurangnya motivasi intrinsik, atau kebingungan tentang tujuan belajar apa yang hendak mereka capai. Hambatan-hambatan tersebut dapat menghambat kemampuan orang dewasa untuk fokus dan berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembelajaran. 

Membantu orang dewasa menemukan motivasi intrinsik mereka untuk belajar sangat penting untuk mengatasi tantangan psikologis. Untuk mengatasi hambatan psikologis tersebut  dapat dilakukan dengan cara menciptakan strategi manajemen waktu yang efektif dan membantu orang dewasa menetapkan tujuan yang jelas dan terukur. Selain itu, penting untuk membantu orang dewasa mengatasi hambatan psikologis dalam pembelajaran dengan menyediakan sumber daya yang tepat kepada orang dewasa, seperti bahan belajar yang relevan dan bimbingan yang tepat. 

Pembelajaran orang dewasa dapat menghadapi banyak tantangan baik itu hambatan fisik, hambatan emosional, maupun hambatan psikologis. Penting bagi kita untuk mengidentifikasi dan memahami hambatan-hambatan ini supaya dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih inklusif dan efisien. Kita dapat membantu orang dewasa mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan masing-masing orang dewasa dan menyediakan lingkungan pembelajaran yang ramah. Melalui upaya yang berkelanjutan dengan meningkatkan aksesibilitas, dukungan emosional, dan sumber belajar yang relevan, kita dapat mendorong orang dewasa untuk terlibat dalam pengembangan diri dan pembelajaran seumur hidup mereka.


"Pada akhirnya, pembelajaran orang dewasa bukan hanya tentang menghadapi tantangan, tetapi juga tentang memperoleh kepercayaan diri dan keahlian yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang muncul sepanjang perjalanan belajar seumur hidup."


REFERENSI:

Ismiyati, S. (2016). Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 

Suandi, H. (2006). Pengantar ISBD: ISBD dalam Perspektif Pendidikan Umum, serta Latar Belakang dan Arah Pengembangan MBB-ISBD.


Oleh: Indah Nihayatur Romadhoniah (Mahasiswa Psikologi angkatan 2021, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang)

Komentar

Popular Posts