Potensi Kopi sebagai Zat Gizi Fungsional Untuk Kesehatan Kardiovaskuler

Seperti yang kita ketahui kopi merupakan salah satu minuman yang disukai dan diminati oleh banyak masyarakat indonesia, terutama kalangan remaja. Tidak hanya masyarakat indonesia saja yang menyukai kopi melainkan orang-orang di berbagai negara pun menyukai kopi. Konsumsi kopi sebagai minuman di indonesia meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun. Menurut data dari kementrian pertanian menunjukkan bahwa konsumsi kopi nasional pada tahun 2016 mencapai 302 ribu ton dan meningkat pada tahun 2019 menjadi 308 ribu ton. Sedangkan menurut International coffe organization (ICO) melaporkan konsumsi kopi dalam negeri dari tahun 2010 hingga tahun 2019 mengalami peningkatan mulai dari 198 ribu hingga mencapai 282 ribu ton. Dari data pertumbuhan juga menyatakan bahwa jumlah peminum kopi di indonesia sebesar 8 % pada tahun 2015. Angka ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan konsumsi kopi dunia yang hanya 6%.

Indonesia meupakan negara yang memiliki jumlah penduduk sekitar 260 juta penduduk. Dan dimana penyakit kardiovaskuler menjadi salah satu penyebab kematian sekitar 37% kematian di Indonesia, dan 31% sebagai penyebab kematian di dunia. Faktor risiko penyakit kardiovaskuler terbagi menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat termodifikasi seperti jenis kelamin, genetik dan usia, dan faktor yang temodifikasi seperti kebiasaan merokok, makan berkolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, kelebihan berat badaan, dan penderita diabetes. Dengan olahraga yang teratur dan menjaga pola makan yang sehat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Konsumsi zat gizi fungsional juga dapat menjadi bagian upaya pengendalin fakor risiko penyakit kardiovaskuler. Kopi sebagai minuman yang banyak dikonsumsi mengandung berbagai senyawa yang aktif secara biologis dan berpotensi sebagai zat gizi fungsional untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.

Berdasarkan penelitian menunjukkan konsumsi kopi lebih dari dua cangkir per hari meningkatkan risiko penyakit jntung koroner. Menurut studi kohor terhadap 521.330 orang dewasa yang berasal dari sepuluh negara di Eropa juga dilakukan peninjauan setiap tahun menunjukkan orang yang mengonsumsi kopi memiliki risiko kematian dini 7-12% lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi kopi.hasil penelitian fakultas kedokteran universitas andalas menunjukkan bahwa konsumsi kopi sebanyak 2-5 cangkir per hari dapat menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler melalui peningkatan vasodilatasi pembuluh darah, mencegah kerusakan endotel pembuluh darah yang disebabkan oleh radikal bebas, dan menurunkan kemungkinan terjadinya obesitas. Efek kopi terhadap kesehatan kardiovaskuler juga dipengaruhi oleh pengolahan kopi melalui penyaringan yang menurunkan kadar kolestrol dalam darah sehingga menurunkan faktor risiko penyakit kardioaskuler.

Dari penjelasan diatas dan penelitian yang telah dilakukan bahwa kopi dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, apabila kopi dikonsumsi sesuai takaran dan aturan yaitu 2-5 cangkir per hari. Terdapat juga hubungan antara konsumsi kopi dengan penurunan faktor risiko kematian akibat infark miokard. Kopi juga dikonsumsi untuk meningkatkan produktivitas seseorang. Akan tetapi, harus memperhatikan asupan kafeinnya juga yang dapat ditoleransi oleh tubuh diri sendiri. Untuk ibu hamil aupan kafein tidk boleh melebihi 300 mg/hari karena apabila mengonsumsi kafein secara berlebih dapat menyebabkan aborsi spontan dan gangguan pertumbuhan janin. Sedangkan konsumsi kafein pada anak-anak tidak boleh lebih dari 2,5 mg/kgBB/hari karena dapat berisiko terjadinya perubahan perilaku seperti cemas, gugup dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi kopi sebanyak 2-5 cangkir perhari, apabila lebih dari enam cangkir sehari dapat menyebabkan meningkatnya risiko osteoporosis dan fraktur panggul.


Daftar Pustaka

1. Kementrian pertanian RI. Outlook Kopi. [Internet]. Jakarta: Kementerian Pertanian RI; 2018. Available at: [Link]

2. International Coffee Organization. World Cofffee Consumption. [Internet]. London: International Coffee Organization; 2019. Available at: [Link].

3. Cardiovascular Division & Health Services Research Centre. Reducing the burden of Cardiovascular Disease in Indonesia. [Internet]. Newtown: The George Institute for Global Health; 2017. Available at: [Link]

4. World Health Organization. Cardiovasculer Disease. [Internet]. Geneve: World Health Organization; 2019. Available at: [Link].

5. Grioni S, Agnoli C, Sieri S, Pala V, Ricceri F, Masala G, et al. Espresso coffee consumption and risk of coronary heart disease in a large Italian cohort. PLoS One. 2015; 10(5):e0126550. doi: 10.1371/journal.pone.0126550. [PubMed] [PMC free article].

6. O’Keefe JH, DiNicolantonio JJ, Lavie CJ. Coffee for Cardioprotection and Longevity. Prog Cardiovasc Dis. 2018; 61(1):38-42. doi: 10.1016/j.pcad.2018.02.002. [PubMed].

7. Ding M, Bhupathiraju SN, Satija A, van Dam RM, Hu FB. Long-term coffee consumption and risk of cardiovascular disease: a systematic review and a dose-response meta-analysis of prospective cohort studies. Circulation. 2014; 129(6):643-59. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.113.005925. [PubMed] [PMC free article].

8. Higdon JV, Frei B. Coffee and health: a review of recent human research. Crit Rev Food Sci Nutr. 2006; 46(2):101-23. doi: 10.1080/10408390500400009. [PubMed].

9. Mostofsky E, Rice MS, Levitan EB, Mittleman MA. Habitual Coffee Consumption and Risk of Heart Failure: A Dose–Response Meta-Analysis. Circ Heart Fail. 2012; 5(4):401–405. doi:

10.1161/CIRCHEARTFAILURE.112.967299. [PMC free article].


Oleh: Isqi Ayu Lestari (Mahasiswa prodi gizi angkatan 2022, Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo)

Komentar

Popular Posts