MENGAPA ANAK BERBAKAT PERLU MENDAPATKAN LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS?
Anak berbakat dapat dikatakan mereka memiliki bakat tertentu ketika mereka sudah mencapai batasan secara umum karena betul adanya bahwa ia memiliki kemampuan khusus dan unggul dibandingkan dengan anak seusianya yang lain serta mampu memberikan capaian prestasi tinggi. Istilah pada anak berbakat yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata tingkat kecerdasannya biasa disebut dengan cerdas, superior, genius, dan gifted. Berdasarkan penjelasan Coleman (1985) dalam Savira (2008) menyatakan bahwa anak berbakat secara konvensional ialah anak dengan kemampuan intellegensinya di atas rata-rata dibandingkan dengan kelompok usianya. Selanjutnya penjelasan dari Renzulli (1979) dalam teori yang disampaikannya beliau menyebutkan bahwa “Three Dimensional Model” atau “Three-ring Conception” tentang keberbakatan.
Dalam teori tersebut mengungkapkan bahwa dalam keberbakatan terdapat tiga dimensi yang saling memiliki keterkaitan, yaitu : (1) Kecakapan di atas rata-rata; (2) Kreativitas; dan (3) Komitmen pada tugas. Maka, berdasarkan dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat diketahui bahwa anak yang berbakat mempunyai intelektual tinggi serta dapat menampilkan kecekapan khusus dengan bidang yang berbeda diantara anak satu dengan yang lainnya.
Anak dengan intelektual di atas rata-rata disebut sebagai anak “gifted and talented” yang berarti berbakat intelektual. Kita perlu membedakan anak yang memiliki potensi bakat dari bawaan yang dimilikinya dengan bakat yang dapat terwujud karena memiliki prestasi tinggi. Dapat diketahui semua anak berbakat memang memiliki potensi yang unggul secara optimal. Seperti yang kita ketahui anak merupakan anugerah yang dimiliki orang tuanya, setiap anak yang terlahir di dunia diberkati dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi bisa disebut dengan anak berbakat. Anak berbakat ini perlu bimbingan yang berbeda dari anak pada umumnya terutama peran orang tua. Peran orang tua disini adalah mengenali dan mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak berbakat agar berprestasi sesuai bidangnya. Peran mengenali adalah pemahaman konsep kecerdasan intelektual yang terbagi menjadi 8 menurut Gardner meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Kecerdasan itu dapat dikenali melalui kebiasaan anak setiap harinya. Setelah itu, peran orang tua adalah membantu mengembangkan anak tersebut sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki melalui pendidikan formal atau non-formal dengan berbagai kegiatan agar anak dapat berkembang secara maksimal. Selain peran orang tua, terdapat juga kondisi lingkungan yang tepat untuk anak berbakat. Karena anak berbakat memerlukan lingkungan yang berbeda dari anak pada umumnya, hal ini diperlukan agar anak dapat mencapai kecerdasan intelektual secara maksimal tanpa pemberian label pada perilaku anak berbakat yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya. Kebutuhan pendidikan anak berbakat didasarkan pada minat mereka sendiri dan terkait dengan pengembangan potensi besar mereka. Untuk mewujudkan potensi besar tersebut, anak berbakat memerlukan kesempatan untuk merealisasikan potensinya melalui pemanfaatan fungsi otak, kesempatan berinteraksi, kreativitas dan motivasi intrinsik untuk prestasi belajar.
Dalam hal minat sosial, anak berbakat membutuhkan perawatan, akomodasi, realisasi lingkungan yang kaya pengalaman, dan kesempatan bagi anak berbakat untuk benar-benar berlatih. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bekerja sama untuk mencari layanan pendidikan bagi anak berbakat, seperti membimbing dan memelihara minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi "mentor" bagi anak-anak berbakat yang berpikiran sama. Contoh lain dari dukungan lingkungan meliputi:
a. Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi ini yaitu dengan cara "lompat kelas", artinya, anak dari TK misalnya tidak harus melalui kelas I SD, tetapi langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III SD. Demikian juga dari kelas III SD bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk seluruh mata pelajaran (akselerasi kelas atau akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja).
b. Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan.
c. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing - masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat.
Suatu kemampuan dasar atau bakat luar biasa yang dimiliki oleh seorang anak memerlukan rangkaian rangsangan (stimulus) yang sistematis, terencana untuk menjadikan apa yang dimiliki menjadi kenyataan dan berfungsi dengan sebaik-baiknya. Membiarkan anak berkembang menurut prinsip kedewasaan saja dapat menyebabkan keterbelakangan, dan pada kenyataannya bakat luar biasa yang berpotensi untuk berkembang menjadi disfungsional. Tanpa pendidikan khusus, termasuk pola asuh yang baik, pembinaan yang terencana, dan motivasi yang tepat, tidak mungkin anak hanya mengembangkan bakatnya dan mencapai hasil yang luar biasa. Tanpa pendidikan khusus, orang-orang yang memilikinya akan mengintai atau muncul begitu saja dan tidak bekerja secara maksimal. Dalam hal ini anak berbakat perlu adanya pelayanan yang sesuai denga apa yang dibutuhkan. Kebanyakan kondisi anak gifted yang tidak tertantanglah yang menjadikan mereka berperilaku “nakal”, suka bolos sekolah, mengganggu teman, suka bersifat pasif, dan tidak ada prestasi dari mereka. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya pelayanan yang khusus bagi anak gifted, dan mengakibatkan anak ini mengalami frustasi karna mereka tidak mendapatkan layanan pendidikan yang mereka harapkan, maka perilaku yang akan muncul adalah perilaku yang tidak benar, dan tidak berprestasi. Oleh karna itu, hal pertama untuk menstimulasi agar anak berbakat dapat berprestasi adalah memberikan layanan Pendidikan. Ada 2 (dua) hal dari layanan pendidikan yang dapat dilakukan, yaitu:
(a) Mengelompokan pada kelas khusus. Anak yang memiliki keberbakatan bisa dimasukan dalam kelas khusus dengan para peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan yang sama; dan
(b) Program Akselerasi. Proses ini pun dapat dilakukan jika sudah melakukan tes akademik pada peserta didik terlebih dahulu, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Lingkungan menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan bakat anak, karena faktor lingkungan yang memungkinkan tidaknya anak dapat melakukan kegiatannya serta mengaktualisasikan kemampuannya yang masih bersifat potensial. Dengan demikian, meskipun anak berbakat dalam bidang tertentu tetapi bila tidak didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif termasuk keberadaan sarana prasarananya, mustahil anak dapat mengembangkan bakatnya secara optimal. Hal pertama untuk menstimulasikan anak berbakat dapat berprestasi adalah memberikan layanan pendidikan seperti mengelompokan pada kelas khusus dan progaram akselerasi.
Oleh: Resvinka Auliasaputri Al-Hamdi
Komentar
Posting Komentar