Resensi Buku: I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki
Judul :
I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki
Penulis : Baek Se Hee
Penerjemah : Hyacinta Louisa
Penerbit :
PT. Haru Media Sejahtera
Tahun terbit : 2019
Jumlah halaman : 236 halaman
Genre :
Self Improvement
Buku ini berisi kisah
perjalanan penulis yang mengalami depresi berkepanjangan. Ia sudah mengunjungi
dan berkonsultasi dengan berbagai psikolog maupun psikiater yang berbeda, akan
tetapi tidak menemukan titik terang akan permasalahannya. Sampai akhirnya pada
tahun 2017, ia menemukan sebuah rumah sakit yang dirasa cocok dan menjalani
pengobatan rutin di sana, baik menggunakan obat maupun dengan metode
konsultasi. Beberapa kali sang penulis merasa sedih dan ingin menangis, lalu merasakan
sebuah kekosongan di hatinya. Namun, saat itu juga anehnya ia tetap pergi untuk
makan tteokpokki. Ia juga mengatakan, setelah memakannya ia merasakan perasaan
yang ambigu. Tidak merasa sedih, tidak pula merasa bahagia.
“I Want To Die But I
Want To Eat Tteokpokki” mengajarkan banyak nilai positif, menyadarkan kita
betapa pentingnya berdamai dengan diri sendiri. Berhenti menetapkan standar
tinggi dalam diri, berhenti memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan dan
lakukan apa yang benar-benar membuatmu merasa nyaman dan suka. Dengan hal-hal
sederhana seperti menjadi diri sendiri tanpa peduli orang lain akan beranggapan
apa adalah salah satu yang bisa membuat kita mencintai diri sendiri. Buku
ini juga dikemas dengan sangat menarik, di setiap awal bab diberikan pembatas
yang disertai kutipan menarik. Diberikan pula highliter di kalimat-kalimat
penting di setiap paragraf. Hanya sedikit keukurangan yang dimiliki oleh buku
ini. Ada beberapa istilah psikiatri yang masih terdengar asing termuat dalam percakapan
antar psikiater dengan pasien.
Melalui buku ini, penulis ingin berbagi pengalamannya secara jujur, bagaimana ia merasa tidak baik-baik saja, lalu meminta saran ahli, kemudian mencoba bangkit dan berusaha menyembuhkan dirinya. Baek Se Hee ingin memberitahu pada pembaca bahwa pada akhirnya kita hanya perlu sedikit lebih mencintai diri kita sendiri. Saya sangat merekomendasikan buku ini karena buku ini dikemas dalam tampilan yang menarik, selain itu buku bergenre Self Improvement ini juga banyak sekali mengandung nilai-nilai positif guna membantu diri menjadi lebih baik. Buku ini sangat cocok untuk dibaca mengisi waktu luang, sekaligus dapat membantu mengenali penyakit distimia dan cara menangani emosi.
Komentar
Posting Komentar