Menggabungkan Sarapan Dengan Makan Siang

 

(Ilustrasi sarapan oleh web.bandungkita.id) 

Aktivitas pagi yang padat selalu menjadikan sebagian besar orang melewatkan sarapan paginya. Padahal peran sarapan itu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang digunakan dalam beraktivitas seharian. Orang-orang yang melewatkan sarapan pagi akhirnya akan melalukan brunch untuk lebih menghemat waktunya.

Brunch yaitu gabungan dari kata “Breakfast” dan “Lunch”, sehingga kata ini dapat diartikan bahwa brunch merupakan waktu makan yang menggabungkan makan pagi dengan makan siang dan dilakukan sesudah waktu makan pagi hingga sebelum waktu makan siang. Seringkali mereka melakukan brunch karena alasan bangun kesiangan, sedang diet, atau bahkan malas menyiapkan sarapan. Lalu, apakah brunch yang dilakukan ini baik bagi kesehatan?

Sebagian besar masyarakat Indonesia beranggapan salah mengenai sarapan, mereka menganggap bahwa sarapan hanya sekedar mengkonsumsi teh hangat, susu, ataupun sepotong roti kecil saja. Padahal, pada kenyataannya sarapan dilakukan untuk menunjang energi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dari bangun tidur hingga sekitar jam 9. Maka sangat dibutuhkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi yang seimbang juga. Selain untuk memenuhi kebutuhan energi sarapan juga berguna untuk meningkatkan konsentrasi serta menjaga pola makan tetap teratur.

Biasanya seseorang yang tidak sarapan akan gampang merasa lapar pada siang atau malam hari daripada orang yang melakukan sarapan. Ketika seseorang melewatkan sarapan, kebutuhan energi akan cenderung meningkat. Hal tersebut meningkatkan konsumsi pada siang dan malam hari. Kebiasaan ini jika terus berulang akan mengakibatkan kenaikan berat badan dan berujung pada obesitas sehingga berisiko tinggi terhadap kejadian penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. 

Tidak hanya itu, bila tidak terbiasa sarapan secara terus-menerus akan memengaruhi berat badan dan daya tahan tubuh, kurang gizi, dan amenia zat besi (Silalahi, 2011). Selain itu, pada seseorang yang memiliki riwayat penyakit maag, ketika meninggalkan sarapan maka risiko kambuh akan lebih sering. Jika tidak mengonsumsi apapun sama sekali sejak mulai tidur malam hingga siang hari esoknya, maka dapat berisiko meningkatkan produksi asam lambung dan menimbulkan rasa nyeri pada ulul hati, mual, bahkan bisa muntah. 

Dari berbagai pemaparan sebelumnya tentu kita dapat simpulkan bila brunch tentu tidak dianjurkan untuk kesehatan. oleh karena itu, jangan sampai melewatkan sarapan pagi dan menggabungkan dengan makan siang. Dengan sarapan teratur kita dapat menyelamatkan diri dari status gizi burul dan mengurangi dampak negatif pada kesehatan masyarakat, seperti penurunan konsentrasi belajar, menjadi kurang produktif, risiko BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) pada ibu hamil yang akan melahirkan anaknya, serta dapat menurunkan kebugaran jasmani. Dengan demikian mari awali pagi dengan sarapan dan kita ciptakan generasi emas di masa mendatang.

Oleh : Dwi Margi Astuti dan Hasna Nurfiani

Referensi : 

Alman Putra, Dhea dkk. 2018. Kebiasaan Sarapan pada Mahasiswa Aktif. Higeia, 2(4), 577-586.

Larega. 2015. Effect of Breakfast on the Level of Concentration. Journal Majority, 4(2), 115-121