Seru! UKM MASA Adakan Acara Sharing Knowledge How to Build Relation and Communication in the Corporation with International Language Bersama Direktur Utama Depen Semen Gresik
UKM MASA adakan sharing knowledge tentang cara membangun hubungan dan komunikasi di perusahaan dengan bahasa internasional pada Minggu (27/06/2021). (Dok. Panitia)
Semarang – Majelis Bahasa (MASA) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Sharing Knowledge dengan tema How to Build Relation and Communication in the Corporation with International Language yang dilaksanakan secara virtual pada Minggu (27/06/2021).
Acara dibuka dengan pembukaan oleh Nikmah Latifatul Akhfa selaku MC. Lalu dilanjut dengan sambutan oleh Nova Dwi Ardiansyah selaku ketua panitia, Conchieta Masda selaku ketua UKM MASA 2021, dan Moh. Arifin, M.Hum. selaku wakil dekan III FPK UIN Walisongo.
Pada saat sambutan Bapak Moh. Arifin, M.Hum. menjelaskan bahwa skill bahasa menjadi sarana untuk mengantarkan kita semua agar bisa lebih dikenal oleh banyak orang dan sebagai alat publikasi ilmu atau keahlian yang kita miliki sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
Untuk materi yang dibawakan oleh Ibu Ir. Sunartik Widyawati mengenai How to Build Relation and Communication in the Corporation with International Language.
Supaya kita bisa berkomunikasi dengan baik yang pertama yaitu menguasai ilmu yang akan dibicarakan. Kata Ibu Sunartik Widyawati.
Menurut Ibu Sunartik, dalam berkomunikasi kita tidak boleh membatasi diri dengan siapapun, kita harus menyenangkan dengan lawan bicara. Tataplah mata orang tersebut dan jangan sampai meremehkan atau merendahkan orang lain. Kita harus menghargai pendapatnya dan jangan sampai memotong pembicaraan orang lain. Kita harus mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan sehingga lama kelamaan kita akan familiar dengan orang tersebut dan menjadi nyaman.
Ir. Sunartik Widyawati sedang memberikan materi webinar. (Dok. Mardlatillah)
Dalam penyampain komunikasi di sebuah perusahaan dibagi menjadi dua yaitu secara internal dan eksternal. Komunikasi dengan masyarakat internal bisa dilakukan dengan menggunakan email, bulletin, upacara, rapat, event perusahaan, dsb menggunakan bahasa Indonesia yang baik, komunikatif, dan dengan sedikit menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan, komunikasi dengan masyarakat eksternal dilakukan dengan menggunakan koran, televisi, laporan keuangan, media sosial, dsb dengan menggunakan bahasa Indonesia dan lebih banyak menggunakan bahasa Inggris.
Lalu dalam menangani miskomunikasi di sebuah perusahaan, misalnya salah dalam menyampaikan data, proses, dsb kepada orang asing atau dalam hal ini customer atau share holder (pemegang saham). Sebaiknya tidak mengambil keputusan saat itu juga. Lebih baik untuk meminta waktu untuk mempelajari dan mengevaluasi kembali daripada membuat keputusan langsung yang keliru dan malah merugikan perusahaan.
“Jadi jika terjadi mis, ya udah jangan langsung diberikan keputusan. Kita minta waktu, kita analisa, kita evaluasi, kita berikan keputusan baru kita berikan ke yang bersangkutan," ujar Ibu Sunartik.
Mengenai perbedaan dalam menjalin komunikasi antara perusahaan nasional dengan perusahaan internasional yaitu culture atau kebudayaan yang berbeda. Komunikasi dengan perusahaan internasional jauh lebih serius dibanding komunikasi dengan perusahaan nasional. Hal ini dikarenakan culture atau kebudayaan masyarakat Indonesia yang berbeda dengan masyarakat luar negeri. Dalam menghadapi hal semacam ini kita harus tahu dan bisa menempatkan diri yaitu bersikap sesuai dengan culture atau kebudayaan setiap perusahaan baik itu nasional maupun internasional.
“Jadi setiap perusahaan apalagi ini perusahaan nasional sampai internasional. Culturenya pasti berbeda. Mereka (perusahaan nasional) punya culture seperti ini, yang internasional mempunyai culture seperti itu. Kalau di Semen Indonesia karna kita ini adalah BUMN, sebelum rapat dimulai bisa guyon-guyon (bercanda) gitu ya. Tapi kalau setahu saya yah di perusahaan internasional memang serius serius deh. Serius-serius bener nih. Ya ada juga sih kalau misalnya mau guyon sedikit tapi mereka kembali lagi," ujar ibu Sunartik.
Kesimpulan dari Sharing Knowledge ini adalah berkomunikasi yang baik itu perlu dan penting agar relasi juga dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan akan terus berjalan dan tidak mendapatkan masalah.
Reporter : Mardlatillah Pramesty
Komentar
Posting Komentar