Resensi Novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia

 Peresensi : Fina Dwi Aryanti



Identitas

Judul Novel : Cinta di Ujung Sajadah

Penulis : Asma Nadia

Penerbit : Republika 

Tahun Terbit : Cetakan 1 juli 2012 

Tebal Buku : 292 halaman 

Ukuran Buku : 13,5 x 20,5 cm 

ISBN : 978-6027595-13-2


Tentang Penulis (Asma Nadia)

 Asma nadia labir di Jakarta, 23 Juni 1972. Ia dikenal sebagai seorang penulis novel dan cerpen Indonesia sekaligus gencar mengajak kepada kebaikan. Buku fiksi maupun non fiksi yang ditulisnya kerap mengundang simpati pembacanya. Dibuktikan dengan kumpulan cerpen dan novel remajanya telah memenangkan Adikarya IKAPI. Selain sebagai penulis, Asma Nadia dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan manajer dari Asma Nadia Publising House. Diwaktu luang, Nadia aktif memenuhi undangan workshop kepenulisan dan berbagai seminar keislaman. 

 Berbagai prestasi Asma Nadia tak perlu diragukan lagi, diantaranya salah satu buku Rembulan di Mata Ibu menjadi pemenang dalam kategori Buku Remaja Terbaik tahun 2001. Lalu penghargaan dari Mizan Award karena keberhasilan dua buah karyanya yang masuk dalam antologi cerpen di Majalah Annida. Selain itu, berbagai karya bernuansa islami telah diangkat menjadi Film seperti Assalamualaikum Beijing, Surga yang Tak dirindukan dan masih banyak lagi.   

Sinopsis

 Dalam buku ini bercerita tentang perempuan bernama Cinta. Ia seorang gadis sederhana, suka anak kecil dan memiliki attitude yang baik serta memilki dua sahabat yang sangat baik yaitu Neta dan Aisyah. Dalam cerita novel ini Cinta mencari ibu kandung yang telah melahirkannya. Cinta tinggal bersama seorang Ayah, Ibu tiri, dua saudara tiri dan Mbok Nah. Seperti dalam cerita yang ada disinetron bahwasanya kehidupan bersama seorang ibu dan saudara tiri semestinya memilki banyak masalah dan kurang harmonis dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Berbagai masalah dilalui Cinta sendiri, bahkan Ayah kandung Cinta tidak begitu peduli dengan berbagai masalah yang sering ditudingkan saudara tiri kepada Cinta, hanya Mbok Nah yang biasanya membela Cinta. Namun semua itu dihadapi Cinta dengan sikap yang biasa saja, bahkan sering diacuhkan oleh cinta atas berbagai perlakuan yang telah dilakukan oleh Ibu dan Saudara tirinya. 

 Semua kehidupan cinta hampir dilalui dengan sikap yang membosankan, hanya begitu-begitu saja tanpa adanya perubahan dalam keluarganya itu. Namun, suatu hari cinta bertemu dengan tetangga baru yang bernama Makky Matahari Muhammad. Makky seorang lelaki yang santun, memiliki hobby fotografi, berpenampilan rapi tak lupa dan topi baseballnya. Dengan hadirnya Makky ini Cinta dikenalkan dengan kehidupan baru yaitu tentang dunia fotografi. Cinta merasa senang dengan dikenalkan fotografi ini. Selain itu, keluarga Makky juga sangat baik terhadap Cinta seperti Ibunya dan Adik makky yang bernama Salsa sering main dengan Cinta. Hal ini membuat kehidupan Cinta sedikit berubah. 

 Disi lain, dari lahir sampai usia Cinta menginjak 17 tahun, tidak pernah melihat paras (wajah) ibunya. Yang cinta tahu, ibu kandungnya telah meninggal. Namun, pada saat usia Cinta akan menginjak 17 tahun proses ulang tahunnya, berbagai perubahan yang ingin dilakukan mulai direncanakan dan dijalaninya. Cinta mengambil keputusan besar yaitu berhijrah, merubah penampilannya dengan lebih menjalankan perintah Allah untuk menutup auratnya. Semua kagum dengan keputusan Cinta. Pada saat usia 17 tahun Mbok Nah juga mulai menceritakan tentang Ibu Cinta. Dari berbagai cerita yang dibicarakan oleh Mbok Nah membuat Cinta berkeinginan mencari jejak surga. Dengan kata lain, Cinta ingin mencari ibunya apakah benar-benar sudah meninggal atau masih hidup. 

 Semua perjalanan dilalui Cinta guna mendapatkan info tentang Ibunya tetapi itu semua dilakukan cinta sendiri, hanya cinta bertemu dengan sosok lelaki dalam kereta yang membantu mencarinya tapi tidak dengan sepenuhnya mengikuti Cinta. Dengan begitu Cinta tetap berterima kasih kepada lelaki tersebut yang bernama Adji. Cinta yang pantang menyerah, terus mecari keberadaan ibunya hingaa penjuru langit. Semua masalah dilaluinya, bahkan dihadapakan dengan jalan buntu. Ketika dihadapkan semua itu, cinta semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah ibunya. Disisi lain, beberapa keluarga, sahabat, dan teman dekatnya mencemaskan keberadaan Cinta karena Cinta dihubungi tetapi tidak menjawabnya. Alhasil semua temannya menyusul Cinta dan akhirnya mereka bertemu ketika Cinta berada di Yogyakarta. Di daerah itulah, Cinta dan teman-temanya menemukan jawaban bahwasanya Ibunya telah meninggal. Dimana pernyataan itu disampaikan oleh teman dekat ibu Cinta. Dari sini banyak pesan moral yang didapatkan setelah membaca novel tersebut, diantaranya kita semua yang masih memiliki ibu semestinya kita hormati dan berbaktilah kepada orang tua yang telah merawat kita semua. Selain itu, semua masalah yang kita hadapi semestinya kita kembalikan kepada Allah, dimana Allah yang memberikan berbagai solusi yang dihadapi oleh umatnya. 

Kelebihan Novel  

a. Banyak pesan moral yang disampaikan penulis melalui novel tersebut 

b. Alur cerita yang menarik, menegangkan membuat pembaca ikut terbawa perasaan, suasana dan semakin penasarani

c. Diksi yang digunakan mudah dipahami

Kekurangan Novel

Ada beberapa rangkaian kata yang membuat sedikit cerita menjadi bertele-tele tetapi itu semuanya dapat ditutupi dengan alur yang diceritakan menarik. Sehingga pembaca tetap terbawa suasana yang diceritakan dalam novel tersebut.

Komentar

Popular Posts