Psychology Talk : Fenomena Quarter Life Crisis di Usia 20 hingga 30-an, Bagaimana Tips Menghadapinya?
Apakah Anda saat ini berada di rentang usia antara 20 tahun hingga 30 tahun-an? Apakah Anda pernah merasakan stress dan kebingungan soal kehidupan Anda ke depannya? Apakah Anda pernah membandingkan diri Anda dengan pencapaian teman-teman Anda yang lebih hebat dari Anda? Apakah Anda juga pernah membandingkan kehidupan asmara Anda dengan kehidupan asmara teman-teman Anda? Anda berpikiran mengapa teman-teman Anda sudah banyak yang menikah dan berkeluarga, sudah sukses dan punya segalanya, sedangkan Anda belum mencapai semua itu. Jika diri Anda dihantui oleh pemikiran-pemikiran tersebut sehingga membuat Anda khawatir, cemas, bahkan stres. Itu artinya bisa jadi Anda berada di fase Quarter Life Crisis atau Krisis Seperempat Abad.
Fenomena ini biasanya seringkali dialami oleh mereka yang berada di usia 20 hingga 30 tahun. Pada umumnya, krisis ini dipicu oleh adanya berbagai kekhawatiran dalam hidup, misalnya seperti urusan pekerjaan, hubungan asmara, kondisi finansial, dan sebagaianya.
Dikutip dari Good Doctor (2020), Quarter Life Crisis (QLC) didefinisikan sebagai fase hidup yang dipenuhi oleh ketidakpastian. Aspek ketidakpastian tersebut meliputi berbagai hal yang terkait dengan tujuan hidup, seperti pendidikan, karier, asmara, keluarga, dan finansial.
Sebenarnya, fase Quarter Life Crisis merupakan suatu hal yang lumrah dan normal, karena hampir setiap orang mengalaminya terutamanya mereka yang berusia 20-an hingga 30-an. Biasanya Quarter Life Crisis muncul jika disebabkan oleh beberapa kondisi yang menjadi pemicu munculnya QLC, misalnya seperti: 1) sedang mencari pekerjaan, 2) merencanakan karir ke depannya, 3) memulai hidup sendiri untuk pertama kalinya, 4) membuat keputusan untuk jangka waktu yang panjang baik secara pribadi maupun profesional.
Lalu, apa saja gejala ataupun ciiri-ciri Quater Life Crisis sendiri? Biasanya, sebagian orang menganggap bahwa ciri-ciri dari Quarter Life Crisis dikaitkan dengan depresi, perasaan cemas, serta perubahan suasana hati seperti kekhawatiran ataupun ketakutan. Adapun beberapa kondisi yang merupakan ciri-ciri dari Quarter Life Crisis, antara lain sebagai berikut :
1. Tidak yakin dengan tujuan hidup.
2. Kerap merasa gelisah dan cemas pada suatu hal baik pekerjaann, asmara, dan lain-lain.
3. Kesulitan mengambil keputusan.
4. Kelelahan baik secara fisik, mental, maupun emosional serta kurangnya motivasi.
5. Mulai meragukan diri sendiri.
6. Merasa terjebak, bingung tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidup dan takut jika apa yang mereka jalankan tidak sesuai dengan keinginan.
7. Khawatir jika tidak mampu menghasilkan sesuatu dengan cukup, terutamanya soal finansial.
8. Merasa tertinggal oleh lingkungan, sehingga membuat merkea terlalu membandingkan dirinya sendiri dengan teman-teman atau lingkungan di sekitarnya.
Ketika seseorang mengalami fase Quarter Life Crisis dan tidak mampu menanganinya dengan bijak, maka hal tersebut akan berdampak pula pada kesehatan mental seseorang sehingga diperlukan adanya penanganan yang baik agar seseorang dapat menghadapi fase Quarter Life Crisis. Dikutip dari Good Doctor (2020), adapun beberapa cara yang mungkin dapat membantu seseorang dalam menghadapi fase ini antara lain :
1. Mengakui permasalahan.
2. Hindari memendam masalah sendirian.
3. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
4. Kenali diri lebih jauh.
5. Catat rencana hidupmu.
6. Seimbangkan tubuh, pikiran, dan emosi.
7. Selalu ingatkan diri, bahwa kondisi ini (fase QLC) adalah kondisi yang normal di alami tiap orang.
Apabila beberapa cara tersebut belum dapat menjadi solusi yang maksimal, cobalah untuk berkonsultasi ke tenaga profesional seperti psikolog agar mendapatkan bantuan yang tepat.
Oleh : Ummi Latifah Fitria Hamdan (LPM Esensi)
Komentar
Posting Komentar