Mahasiswa KKN RDR Ke-75 Posko IV UIN Walisongo Semarang, Ajak Anak Muda Memahami Quarter Life Crisis melalui Online Discussion Bertajuk “Don’t Let the Quarter Life Crisis Scares Your Life”
Lamongan, Jawa Timur – Tim KKN Reguler Dari Rumah Angkatan Ke-75 Posko IV UIN Walisongo Semarang menggelar webinar yang bertajuk “Don’t Let the Quarter Life Crisis Scares Your Life”. Webinar ini diselenggarakan oleh Tim KKN Posko IV yang berlokasi di Lamongan, Jawa Timur dengan menggandeng narasumber dari mahasiswa Magister Profesi Psikologi Klinis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (17/10/2020).
Webinar ini diselenggarakan secara virtual melalui app video conference Google Meet dan diikuti oleh 48 peserta yang hadir dalam acara. Selain 48 peserta yang hadir dalam webinar ini, Bpk. Badrul Munir Chair, M.Phil. selaku dosen pembimbing lapangan juga hadir dalam webinar ini untuk memberikan doa dan support atas keberlangsungan terselenggaranya webinar dari Tim KKN RDR Ke-75 Posko IV.
Webinar yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober lalu dan mengusung tema tentang Quarter Life Crisis bertujuan mengajak masyarakat terutamanya mereka yang berusia di rentang 20 hingga 25 tahun agar mereka berani menghadapi fase Quarter Life Crisis yang dialaminya dan lebih peduli lagi dengan kesehatan mental karena Quarter Life Crisis sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.
Menurut Ummi Latifah Fitria Hamdan selaku ketua panitia dan moderator dalam webinar ini mengatakan, “Seperti yang kita ketahui bahwa pembahasan tentang Quarter Life Crisis (QLC) ini memang tidak ada habisnya, apalagi di usia segini temen-temen pasti ngerasain yang namanya fase QLC oleh karenanya dengan diadakannya webinar ini harapannya temen-temen agar lebih paham lagi tentang QLC dan bisa menghadapinya”.
Begitupula seperti yang diungkapkan oleh Novia Woro Palupi, S.Psi. selaku narasumber, saat beliau menyampaikan materi. “Fase Quarter Life Crisis ini pasti setiap orang akan melewati fase ini dalam hidupnya karena fase ini biasanya terjadi ketika seseorang bertransisi dari remaja menuju dewasa. Krisis-krisis yang dialaminya biasanya seperti pertanyaan kapan sukses, kapan menikah, tak jarang pula ada sebagian mereka yang membandingkan dirinya dengan orang lain seperti kok aku diterima di universitas yang gini-gini aja ya, sedangkan dia diterima di universitas yang bagus”, ungkapnya.
Selain itu pula, Novia Woro Palupi, S.Psi. juga memberikan tips-tips menghadapi Quarter Life Crisis kepada para peserta agar mereka tidak terlalu larut dan terjebak dalam fase ini, beberapa tips yang dibagikannya antara lain : 1) Belajar mencintai diri sendiri (Self-Love), 2) belajar menerima keadaan diri sendiri (Self-Acceptance), 3) belajar untuk mengontrol pikiran kita, 4) tidak terlalu membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain, 4) mengenali potensi diri, 5) berani untuk mengeksplorasi diri untuk menumbuhkan self-confidence, 6) mencari support system, 7) bersyukur atas apa yang terjadi dalam diri kita.
Di samping itu pula, di akhir sesi narasumber berpesan, “QLC ini sebenernya perjalanan spiritualitas yang namanya hidup pasti ada krisis-krisisnya dan kita tidak dapat menghindari itu. Kita juga tidak akan pernah tau kapan kita akan berhenti bernafas, karena sekuat-kuatnya kita hidup di dunia ini ada hal yang lebih kuat dan tidak bisa kita hindari yaitu takdir”.
Walaupun peserta yang hadir tidak mencapai target yang diharapkan di karenakan adanya kendala sinyal, akan tetapi webinar yang bertajuk “Don’t Let the Quarter Life Crisis Scares Your Life” dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan sambutan yang baik dari para peserta. Harapannya dengan diadakannya webinar ini, kita semua dapat lebih peduli lagi dengan kesehatan mental dan tentunya agar kita lebih paham lagi tentang makna Quarter Life Criris serta berani menghadapi fase tersebut, sehingga kita tidak terlalu larut terjebak dalam fase Quarter Life Crisis.
Redaktur : LPM Esensi, UIN Walisongo Semarang
Komentar
Posting Komentar